SRTJC
wajah memelas. Dia menarik-narik ja
, dan terus mengunyah camilannya itu. Pipinya melotot akibat banyak menamp
erasa sangat kesal dan sebal terhadap sikap pelit temannya itu yang lagi kumat. Man
juga peng
gejek dan menjulingkan matanya
az bergidig ngeri dan kembali melengos
uduk, sekumpulan remaja tengah
erbagai rintangan yang telah disediakan sebe
lan kaki ataupun pesepeda untuk menjelajah ruas jalan utama kota
para lansia, para pedagang pun banyak yang sudah berjejer sejak
ue." Fahmi tiba-tiba datang ke hadapan keduanya, memberi
usaha mencerna ucapan cepat yang ditujukan padanya tadi, dengan mulu
ssue, gue haus," ulang Fa
itu dan berjalan menghampiri penjual mi
nggeleng dan bersalaman
tanya Diaz sekedar basa-basi. D
k ada yang normal." Diaz mengeluh sembar
bali memperhatikan Calista yang kini n
tu memberikan plastik dan ingin kembali
lastik kepada Calista dan menyuruhnya untuk membagikan
nya dan mengangg
mbali ke Fahmi, lalu mengulurkan tangan dan
inuman hingga tersembur airnya dan terbatuk-ba
nya lah! Gitu aja masih nanya," seru Calista dengan bersemangat menjelask
Astaghfirullah, mimpi apa se
ap Fahmi sembari member
rima uang itu segera dengan sen
ambil tissue dan mengusap area baw
dan mengerjap bingung, merasaka
mana?" Gantian Fahmi yan
ap sembari mengembalikan uang dua
brilian. Dengan gerakan berlebihan ia memegang perutnya dan mengelu
lirik sahabat konyolnya seki
ri menuju penjual soto, dan memesan beberapa porsi tanpa terlihat
a tiga porsi dong
jawab, "Iya mbak,
gadis yang datang denga
tempat duduk di
sta melambaikan tangan
ota dari tim bmx itu, membalas senyumannya dan be
k, ada apaan memangnya nanyain sekolahanku?" jawab
ika mengingat bahwa lawan bicaranya saat ini sebena
uk sekilas lalu menunduk unt
tu suka nggak sih sama Fahmi?
dia menggerutu, "Ini si Siti kok nanyanya aneh banget sih! Iya kali kalau aku nggak su
tatap seperti itu. Dia pun segera beranjak d
yang mengangkat b
ahkan." Ibu penjual soto memberikan
ke tempat Diaz dan Fahmi untuk seg
si Fahmi memberikan uang dua puluh ribu
i dia berbalik kembali dan bertanya dengan ekspresi r
ru nya
." Yang menjawab adalah Fahmi. Dan membuat Calista kembali men
kembalianny
k penuh kesenangan, sembari mencium lembar uang kert
a, seketika menggeleng dan bahkan menggerutu, "Ini seben
ja yang belum memahami c
hah
tawa. Entah apa
*