icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SENANDUNG CINTA

Bab 2 Dua

Jumlah Kata:1008    |    Dirilis Pada: 27/02/2024

nyata'an ini menghempasku dari lamunan bahwa ini tidak akan terulang kembali. Setelah Mas B

ngka setelah di periksa. Bahwa diri ini tid

a sedih bahagia bercampur jadi satu. Sedihku karna aku mengandung setelah Suamik

ng mampu aku pikul sendi

obot 3 kg, sehat dan tampan, mirip sekali dengan mendia'ng Ayahnya. Aku putuskan unt

hun kemu

" tanya Tante Azizah yang

m, kini semua sudah agak lenggang, perabotan satu persatu mulai a

bantu kamu, kamu juga tau sendiri ke

umah, hingga ke nakas tempatku menyusun

iliki, walau sekedar memotong rumput. Di tambah lagi aku harus mengurus Atha. Sekarang diriku kewalahan dalam segi ekonomi tabungan yang di ting

u dulu pandai dal

a pertemuan antar desa, selalu tampil dengan riasan memukau. Aku tidak mau me

kamu mengadu nasib ke kota

gutarakan rencananya, deng

is dekorasi pengantin, dan dia sekarang lagi membutuhkan,

n sekarang Alifa lag

hil dilakukan. Kalau cuma merias wajah, aku masih bisa melakukannya

tidak bisa bekerja. Dia mengeluarkan rencana yang

d Tante, kamu harus bangkit dari keterpurukan

eluarkan senyum, Dan berusaha meyakink

kepala ku yang tengah bimban

jual sedikit demi sedikit perabotan ru

an, ingat kamu sekarang harus

tapi. Bagaim

pa maksud dan tujua'an nya. Yang begitu semangat

edari tadi masih menatap photo mendiang adik dan

rasa'an ini menjadi kacau, sebuah kenangan yang abadi dalam rumah ini begitu

engiyakan sebuah keinginan yang mustahil, dalam benak ku, ingin rasanya menjaga rumah peninggalann

menjadi penyemangat dalam mengarungi roda kehidupan, walau terkadang aku me

**

an pada hari ini juga aku berangkat menemui tema

ksi air, melewati a

panku, seakan sebuah semangat d

n mendarat di pipi Atha dari Azizah, ada sebuah kesedihan di wajahnya. Tergambar ketik

sa lebih baik menjalan

Azizah, dan ku cium punggu

tetesan air mata berjatuhan ke tubuh mungil anak ku. Baru pertama kali aku meninggalkan kampung halaman, sungguh begitu sangat memi

n terlihat sangat kokoh. Di hiasi dengan pohon beringin yang sangat besar, D

k yang di benahi oleh pemerintah daerah. Pasar tradisional yang dulunya hanya lapak-lapak kecil, kini sudah berubah menjadi lebih tertata. Memiliki tempat khusus.

ng bersantai di sore hari untuk melihat indahnya aliran sungai Barito, di hiasi lalu lalang kap

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka