SENANDUNG CINTA
pemberian Bram. Tepatnya ini adalah cincin pernikahan aku dan Bram lima tah
kan cincin i
an ini, seraya menghi
rasa kasih sayang, mengambil cincin itu dari t
gkan cincin itu d
n sahabatku ini, yang sedang kikuk tidak tau
tangan manis Lusi, keduanya seperti boneka yang di kontrol oleh tu
U JADI ISTRIKU." Aku kembali meng
lak tawa dari ketiga orang menggema di dalam ruang kama
*****
jadinya aku yang harus mencuci piring-piring kotor ini. Siapa suruh jadi menantu enggak bisa
mengusirku di rumah ini. Coba aja kalo dia berani ngadu sama Bram, awas kamu Alif
Tok...
pintu ini a
sini," ucap Azizah, mendengar ora
i Alifa, pake acara pingsa
ang ada apa? dengan menan
ndul seperti dia, ia tidak bisa
bagai Mertua, harus
enantunya, padahal Alifa adalah anak yang
cap Tina yang mengacungk
ari awal aku tidak me
bersanding dengan Alifa yang hanya
g, aku ada urusan dan mau ke BanjarMasin malam nanti.
k Ha
bunga yang subur tumbuh di taman rumah, mata hari mengeluarkan cahayanya denga
un udah pa
gecup pip
agi sudah biki
ncintai
juga
pagi ini membuat
kamu secepatnya,
nya serius, ku tekankan bahwa kei
kamu ucapkan itu, kamu pikirkan lagi resikonya,
an takdirku untuk menjadi Istri sholeha, aku hany
nga
uaku Tina, ia menatapku dengan tatapan tidak suka, seraya melangkah melewatiku, aku abaikan saja dari pada nanti mulut nya itu berucap macam-macam, malah bikin sakit hati lagi, den
ok enggak n
is Tina duduk di
gelas susu, kita barengan
uma mau minta pujikan, biar k
seperti itu, Alifa cuma menjalani kewajiban s
eh kamu, melayani s
dah ribut.!" Kehadiran Bra
elas dan piring yang menampung sepo
dah memasuki lima tahun.
selalu di tanyai kapan punya
beri sama allah aja, sehi
elas-jelas mandul. Tidak ada ha
un, hingga ku telan tanpa ada rasa. Justru panas di telinga sampai ke ulu hati, ingin rasanya aku teriak di wajah Tina ini, ba
lagi Ibu akan punya cucu" u
alu menatapku hangat. Seakan berbicara jangan beri
ikan bagaimana caranya.?" Mata Tina me
n menikah deng
ncana pernikahan Lusi dan Bram,
erarti Ibu akan
pat yan
megahnya sebuah menara pandang yang menyerupai bangunan china, dan terlihat dengan jelas elegannya patung bakantan yang menjadi Icon Kota BanjarMasi
u tetaplah berdakwah mun
seorang laki-laki yang selalu i
ipinya tumbuh bulu yang tipis, hidung mancung badan tinggi tegap, tutur kata lemah lembut, Ustad Rizal
jadi kehendaknya" Ucap Ustad Rizal
engan siapa kamu meni
Dengan Bram, Peng
ia yang menjadi calonmu? buka
as berat L
yang meminta pernikahan ini, itu
idang di atas meja bundar, di tengah-tengah mereka, pikiran yang melalang buana mungkin terjadi terhad
g, engkau pasti mengerti tidak baik jika
ti" Ustadz Rizal yang
Lusi yang berdiri dari ku
laiku
ng di balik pintu. Dengan pelan Ustadz Rizal mengiringi lang
si melaju keluar halaman Cafee. liri
di titik bahagia
sungguh hatinya juga sakit, tidak bisa bersanding dengan orang
ebih mulia dari
sia belum tentu b
lah pasti baik