Harga Diri Seorang Suami
eh ke sumber suara. Meninggalkan kenikmatan mak
ereka, tiba-tiba pak Adi data
gi! Kerja! Kerja!" Pria itu bertepuk tangan u
ja hingga tak terasa waktu pulang telah tiba. Gunawan dan ya
aik apa, Gun?"
a, Pak," ja
tanya sembari menunjuk sebuah sep
lmarhum mertua saya. Sayang kalau nggak dipakai. Jadi, saya
jawaban Gunawan. Pria itu kemudian
lau kamu semangat dan pantang menyerah, saya yakin
ya itu. Setelah berbincang sedikit, Gunawan pamit undur
erbincang-bincang dengan ibunya. Dia
?" tanya Anggun. Wajahnya t
unawan. Yah walaupun ibu nggak yakin dia bakalan
n membenarkan ucapan sang ibu. Tapi di sisi lain
um," ucap seseo
salam, Anggun bergegas bangkit
salam!" jaw
menyambut kedatangannya walau dengan wajah
gun menengadahkan tan
lu, Dek. Baru kamu bi
t. Aku mau beli HP baru seperti punya Lina." Anggun
ikan uang pada sang istri. Dia justru masuk ke dalam
ak sih aku ngomo
ya meraih ceret dan menuangkan a
u mau beli HP bar
ng istri. Dia menghabiskan air minum
kamu. Dia minta uang buat beli barang yang dia mau. K
ku dengar kok. Tapi apa begitu c
au cara menye-menye? Atau cara ya
uat beli gadget baru? Emangnya gadget kamu udah ng
gengsi lah sama-sama temen-temenku. Masa iya ist
karang sudah bukan kepala pengawas lagi. Kamu k
juga nggak sebesar dulu. Cukup untuk mak
ari tempat itu. Dia tak peduli pada teriakan kesal
*****
Gunawan bekerja sebagai kuli bangunan. Selama itu pula dia menahan sak
menerima hinaan dan cacian kala dia ta
uang sebanyak itu
au buat apa lagi?" sahu
angnya. Masa sekarang udah ha
l saat mendengar per
jan? Uang segitu tuh cuman cukup buat b
ggumamkan istighfar. Semoga yang maha Kuasa mengampu
Lagipula aku cuman pekerja kasar di proyek. B
ya yang sejak tadi terlipat k
i nggak guna. Dasar lelaki nggak peka.
sana dan masuk ke dalam kamarnya. Dia membanting pint
mpai dia marah seperti
bu mertuanya. Dia meraih topinya
akhlak!" sungut perempu
asuk ke dalam. Dia berdiri di depan
ra. Bisa keluar sebe
u tak menyerah. Dia mencoba lagi dan lagi. Hin
Bu?" tan
g ini?" Alih-alih menjawab pertanyaan sang anak,
napa, Bu? Tumben bange
senyum. "Nanti siang kamu
n bertanya denga
ja. Nanti juga kamu bakalan
ia tak lagi bertanya walaupun r
a. Berulang kali dia salah mengambil barang dan ber
n ngelamun aja," tegur
kamu bisa kena marah kalau k
guk tanpa bersuara sedikitpun. Kemudian dia kembal
asa dia lewati. Hingga tanpa terasa sepeda tua itu memasuki pekar
sal
gah bersenda gurau di dalam rumah. Gunawan mencoba melihat ke dalam rum
Aku pasti salah