icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Harga Diri Seorang Suami

Bab 5 Menuruti Gengsi

Jumlah Kata:1100    |    Dirilis Pada: 26/02/2024

eh ke sumber suara. Meninggalkan kenikmatan mak

ereka, tiba-tiba pak Adi data

gi! Kerja! Kerja!" Pria itu bertepuk tangan u

ja hingga tak terasa waktu pulang telah tiba. Gunawan dan ya

aik apa, Gun?"

a, Pak," ja

tanya sembari menunjuk sebuah sep

lmarhum mertua saya. Sayang kalau nggak dipakai. Jadi, saya

jawaban Gunawan. Pria itu kemudian

lau kamu semangat dan pantang menyerah, saya yakin

ya itu. Setelah berbincang sedikit, Gunawan pamit undur

erbincang-bincang dengan ibunya. Dia

?" tanya Anggun. Wajahnya t

unawan. Yah walaupun ibu nggak yakin dia bakalan

n membenarkan ucapan sang ibu. Tapi di sisi lain

um," ucap seseo

salam, Anggun bergegas bangkit

salam!" jaw

menyambut kedatangannya walau dengan wajah

gun menengadahkan tan

lu, Dek. Baru kamu bi

t. Aku mau beli HP baru seperti punya Lina." Anggun

ikan uang pada sang istri. Dia justru masuk ke dalam

ak sih aku ngomo

ya meraih ceret dan menuangkan a

u mau beli HP bar

ng istri. Dia menghabiskan air minum

kamu. Dia minta uang buat beli barang yang dia mau. K

ku dengar kok. Tapi apa begitu c

au cara menye-menye? Atau cara ya

uat beli gadget baru? Emangnya gadget kamu udah ng

gengsi lah sama-sama temen-temenku. Masa iya ist

karang sudah bukan kepala pengawas lagi. Kamu k

juga nggak sebesar dulu. Cukup untuk mak

ari tempat itu. Dia tak peduli pada teriakan kesal

*****

Gunawan bekerja sebagai kuli bangunan. Selama itu pula dia menahan sak

menerima hinaan dan cacian kala dia ta

uang sebanyak itu

au buat apa lagi?" sahu

angnya. Masa sekarang udah ha

l saat mendengar per

jan? Uang segitu tuh cuman cukup buat b

ggumamkan istighfar. Semoga yang maha Kuasa mengampu

Lagipula aku cuman pekerja kasar di proyek. B

ya yang sejak tadi terlipat k

i nggak guna. Dasar lelaki nggak peka.

sana dan masuk ke dalam kamarnya. Dia membanting pint

mpai dia marah seperti

bu mertuanya. Dia meraih topinya

akhlak!" sungut perempu

asuk ke dalam. Dia berdiri di depan

ra. Bisa keluar sebe

u tak menyerah. Dia mencoba lagi dan lagi. Hin

Bu?" tan

g ini?" Alih-alih menjawab pertanyaan sang anak,

napa, Bu? Tumben bange

senyum. "Nanti siang kamu

n bertanya denga

ja. Nanti juga kamu bakalan

ia tak lagi bertanya walaupun r

a. Berulang kali dia salah mengambil barang dan ber

n ngelamun aja," tegur

kamu bisa kena marah kalau k

guk tanpa bersuara sedikitpun. Kemudian dia kembal

asa dia lewati. Hingga tanpa terasa sepeda tua itu memasuki pekar

sal

gah bersenda gurau di dalam rumah. Gunawan mencoba melihat ke dalam rum

Aku pasti salah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka