Jerat Ranjang Sang Aktor
Jahat
prok
g gadis yang sedang berjalan dengan setengah berlari menuju pintu keluar sebuah hotel berbintang lima. Dengan langkah
itu. Aku harus bikin perhitungan sama dia,"
. Tak perlu menunggu lama, karena akhirnya taksi yang dipesannya itu segera tiba di hadapannya. Taksi itu pu
n mengantarkannya menuju ke lantai 15, tempat dimana unit apartemennya berada. Setibanya di depan pintu apartemen, Elara lekas menekan angka yang menjadi
ketika ia seakan baru tersadar dan merasakan k
ubun-ubunnya. Ia memegangi kedua pahanya yang terasa nyeri, dan sesekali tangannya itu memegangi kepala y
-
a sangat penasaran dengan gadis itu." Arion b
Elara sampai saat ini. Ada rasa gelisah, cemas, dan kekhawatiran yang berbaur jadi satu. Ah, entahlah. Mungkin lebih tepatnya adalah
ggak mengenal aku. Dan semua ini bukanlah murni kesalahanku, karena memang dia yang memaksa. Huft, sekar
melakukannya, karierku pasti akan hancur. Dan hubunganku dengan Liza juga pasti akan kacau. Huft, syukurl
menginginkan apapun darinya, dan lebih memilih pergi. Jadi, hidup Arion pasti akan tenang se
n, sebab masih banyak job yang menanti dirinya di negara tercinta. Bersama dengan asistennya, Arion pun akhirnya keluar dari hotel dan seg
, kembali terlintas di pelupuk matanya
a dengan senyum yang begitu
-
ng begitu menusuk hidung. Secara perlahan, kedua kelopak mata indah itu pun terangkat. Kedua bola mata
pemandangan berupa ruangan yang seluruhnya didominasi oleh warna putih. Elara mendongak sejenak, dan kembali ia melihat langit-langit kamar yang juga berwarna putih. Tak h
hela napas kasar, sebab ia tahu se
uatku bosan aja," sungut Elara yang segera
ng keberadaannya di rumah sakit. Namun, seketika ia pun beranjak bangun dengan kedua mata yang te
berada di apartemen? Lalu, siapa yang udah membawaku kesini?" Elara
adi seingatnya ia sedang berada di apartemen. Lalu, bagaimana mungkin se
tok
erdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya. Tatapan Elara pun refle
kaki menuju ke dalam ruangan tempat Elara dirawat. Seketika kedua bola mata Elara membulat sempurna, dan ia pun tamp
erasa cukup terkejut dengan kehadiran sosok p
Ini aku," sahut wa
ut. Kedua wanita yang sama-sama berparas cantik itu pun saling berpelukan satu sama lain. Bahkan keduanya be
ama kamu," ujar Azura, keti
kangen banget sama ka
akan warga Indonesia, dengan gen blasteran antara Indonesia dan Eropa. Sedangkan Azura adalah warga negara asli dari Jerman. Mereka dipertemukan karena waktu itu Elara sedang menempuh pendidikan di Jerman. Ia pun akh
nesia, sebab sebelumnya mereka pun masih sering berkomunikasi. Elara juga
ia melihat bahwa sahabatnya itu sedang dalam keadaan pingsan. Itulah sebabn
ah dua tahun berpisah, akhirnya mereka pun diperte
*
pun kemudian memutuskan untuk kembali ke apartemen bersama dengan sahabatnya, Azura. Selama beberapa hari, Azura menemani Elara di apart
erlalu lama di sini?" tanya Elara pada suatu ha
karena bisa nemenin kamu lebih lama
nya yang baik tersebut. Ia merasa sangat bersyukur, karena
ang sahabat kemanapun. Bahkan tak jarang Azura juga menemani Elara ketika dia hendak menjalani pemotretan. Hari demi ha
ggal sendirian?" tanya Azura cemas, sesaat
bisa menjaga diri kok," jaw
samaku?" Sekali lagi Azura berusaha menawarkan, deng
nggak sekarang, karena saat ini karierku juga sedang b
hati-hati di sini. Jaga diri bai
mu juga hati-hati,
t yang ditumpangi oleh Azura sudah terbang meninggalkan bandara, maka Elara pun bersiap pula untuk meninggalkan bandara t
ni terasa begitu lelah dan sama sekali nggak bersemangat." Elara kemudian ma
gegas menuju lift dengan langkah santai dan malah terkesan lesu. Elara menekan angka yang akan mengantarkannya menuju ke la
dengan kerasnya lantai apartemen, terdengar begitu jelas dan memecah kesunyian. Langkah berala
untuk masuk ke dalam sana. Namun, sebelum ia memasuki apartemennya, tiba-tiba ia d
mata indah Elara langsung terbuka lebar-lebar, begitu ia tatapannya beradu deng
ia itu dengan senyum
n di sini hah?" teriak Elara dengan n
intas di ingatan Elara. Ia benar-benar tak bisa membayangkan, apa yang akan pria
ertunda. Kamu nggak mungkin melupakannya kan, Sayang?" Dengan smirk di wajah
malam itu, dimana dia gagal meniduri Elara, dan menyebabkan gadis itu harus berakhir da
a ini aku sudah menganggap kamu seperti temanku sendiri. Tapi apa yang kamu lakukan h
yang begitu menggoda. Jadi, jangan salahkan aku kalau aku benar-benar tergoda dan sangat menginginkan tubuhmu i
iak. Ia merasa sangat yakin, bahwa pria seperti Revand pasti akan melakukan apapun demi m
i lagi, dan setelah itu ia pun berusaha untuk masuk ke
annya. Elara pun sontak menjerit dan berteriak minta tolong, dengan harapan supaya Revand mau melepaskannya. Tetap
enandakan bahwa ia sangat berhasrat untuk menangkap dan memangsa Elara saat itu juga. Elara pu
mana-mana lagi, Elara," ujar Re
kencangnya supaya security menangkap kamu." Dengan napas tere
u bernafsu untuk melakukannya." Dengan lancangnya pria itu menyentuh d
eng
benci pria jahat di depannya kali ini. Apalagi saat melihat tatapan mata R
embendung amarahnya lagi, Elara segera menendang bagian sensitif Revand dengan begitu kencangnya. Ha
kik Revan
at Clara sekali lagi dan segera be
itu pula Clara langsung mengunci pintu apartemen