MISTERI RANJANG SUAMIKU
r
nita dengan jilbab orange itu menjulurkan napas panjang. Angin mulut berembus menampar wajah Inara. P
u dengan Ustadz itu?" Aina mendaratkan kembali bokongnya ke te
kalau sudah dekat hari H, ia juga yang akan direpotkan oleh Aina. Perempuan itu pernah meminta Inara untuk menjadi sal
cincin itu, yang jelas kami b
, Ai. Aku
Kamu cukup tunggu undangannya aja." Dan, Aina masih
, sementara di sisi lain merasa curiga. Seolah
gus trauma. Inara pun kembali ke kursi
ma aku ya, Ai!"
mukanya senantiasa di
a menengok rekannya dari haluan lain. Mene
seperti yang dulu? Kenapa sekar
*
a seseorang yang baru
kus menyantap sesuatu di atas piring. Pr
kskak abab
u itu makanannya." Inara terta
r di hadapan. "Maaf, Mi. Abi bilang,
" Inara mendekat. Duduk di sebelah Angga sam
yak nggak aneh, ya."
udnya
anda ini mas
pa e
asakan tetangga,
k! U
kenap
i sambil menunggu air putih yang sedang dituangkan oleh
sambil membantu Angga minum. "Du
uah tatapan yang sulit diartikan. Wanita yang
enapa,
asih sudah bantu Abi, ya. Kamu memang istri terbaik
adi." Setelah sekian lama, barulah Ang
umbunya, tekstur sayurannya, juga kerupuk ini... setahu Umi cuma Aina yang pakai." Inggit meme
mi. Faktanya ini ada y
Kapan-kapan bawa
u." Angga merengkuh pun
nahu apa yang suaminya lakukan sebelum kehadiran pecel tersebut. Namun,
arkan lauk pauk lain sebagai teman nasi. Kegiatan itu d
in Umi belanja, yuk!" pinta
ja apa
anan. Kan, sud
belum bisa deh, Mi. Abi harus jenguk temen yang lagi sa
jenguk temennya yang bes
inta, ya, tetapi usia se
emeni Aina sajalah. Nggak bisa nunggu besok juga, Bi. U
au begitu. Umi
membersihkan badan dan langsung
lama beberapa waktu. Aina hadir dengan p
Kamu mau
rgi, Inggit
n kamu belanja bulanan." Inara
a pula ini. Mau lihat se
, mengingat penampilann
a akhirnya melenggang ke rumah sat
anak bungsunya, sedang mengotak-atik sebuah laptop. Melihat k
lu kembali fokus
dah terlanjur bertatap muka
, Mb
sampai jam
eri. Inara menarik kesimpulan, kalau adik
anja, tetapi ya sudah deh, kamu jug
ngguk tanpa menata
eringat akan pengakuan Bu Dila tentang Ruby yang telah memiliki kekasih
atu?" Inara nyelonong dan du
menanti kalimat yang akan terlo
kamu sudah
belakang. "Pacar? Aku n
ana. Kalau Ruby tak punya pacar, sekali lagi, ca