RAHASIA BAPAK MERTUA
ya kembali, setelah melihat peman
a mulai pucat dan bola matanya
apak jalan kaki? Ah, mungkin aku m
tubuh yang lelah itu melorot hingga dasar lantai. Sambil mene
lari tunggang langgang hingga sampai ke beranda depan rumah. Denyut
bahwa dirinya itu tidak salah. Dia masih memiliki penglihatan sempurna. Bahkan dalam kea
enyembunyikan rahasia apa sih? Ach, kacau!" amukny
n itu tiba-tiba datang menghentakkan keterk
apak Sugiono denga
e
h dan melihat seluruh pemandangan tubuh pa
kursi roda.' Batinnya sam
i, memencet tombolnya agar kursi roda tersebut ber
ak," sah
ama sorot mata Pak Sugiono. Jihan men
di sini?" tanya
nafasnya agar tidak terlihat c
. " Baguslah kamu datang. Kamu tega sekali ninggalin bapak di sini sendiri
gan mode tegang karena kejadian tadi. Batinnya masih syok me
ya Jihan!" Pinta pak Sugiono dengan santai. Tak ad
perintah pria beruban itu
jangan lupa buat nasi uduknya tiga piring ya!" Lanjut minta pak
ono. Jihan manut saja karena dia sudah menebak, jika dia bertanya
erjalanan ketika ia melewati kamar mertuanya, Jiha
ia melihat barang kenyal yang ia temuka
i jihan terus bergumam sendiri, ber
ewasa itu memang sudah disimpan oleh orang yang
ikiran kotornya. Dia memulai pekerjaannya dengan menyiapka
tidaklah gampang. Dia harus bercutat deng
pa bawang dan bahan lainnya, dia
ikan diri untuk menoleh ke belakang, dan memanglah benar. Te
keberadaan pria itu. Tapi pak Sugiono t
am di hati Jihan. Dia teta
han
noleh, hanya dengan cara itu Jih
ono lagi, seperti dengan
k mampu untuk melihat wajah pria paruh baya itu, karena setiap kali dia melihat pak Sugio
a, pria itu tak tingga
alam, nggak?" Jihan diam, menarik napas dalam. Lalu
a meremas pisau dengan tegang, jika ia kuasa ingin sekali dia menancapkan pisau itu tepat tidak ada pria
apan pak Sugiono dan membentak bapak mertua. "Bapak ini kenapa pikirann
sudah senyap karena pengisinya tengah tidur di kamar masing-masing. Hanya
na tenggorokannya te
putih yang biasa ia sajikan di kamar. Sadar kalau Jiha
sik Jihan sambil menatap wajah sang suam
ranjangnya tak ingin sam
, Jihan keluar kamar d
an, rasa penasaran Jihan mulai tergugah, melihat p
Jihan sangat penasaran dengan tiga piring nasi yang selalu dibawa oleh mertuan
enghampiri pin
tinya, pelan-pelan J
ah lubang pintu di bawah. Penasaran dengan isi