RAHASIA BAPAK MERTUA
akhirnya pak sugiono keluar dengan ta
danya dengan mata mem
nya dengan langkah hati-hati, membi
a campur aduk ketika melihat mertuanya keluar dengan wajah sarat
ya, Pak?" suara Jihan
h habis nih, to
edalam westafle. Jihan memang sudah berniat untuk m
le, Jihan bergegas membuntuti mertuanya ya
ak
tanya terhenti tepat di tengah area inti miliknya. Jihan menahan nafasn
mungkin bapak yang menghabiskan sendirian 'kan?" tanya Jihan melunc
h menajam. Rara sedikit t
nekan suaranya dalam. "Ck, sudah
andangannya hend
hal yang pasti. Belum juga Jihan melakukan kegiatannya, derit kursi roda Sugiono terdengar sepi.
serius, seakan-akan ingin mem
, "Ingat! Jangan pernah mengadu sama
apa,
lang, jangan, ya
h," jawab
enung, mencoba memahami
g aku ucapkan?!" Sugiono
han singkat deng
bergerak mendekati westafle yang masih bersisa deng
in Jihan mu
. Kenapa gelagat mertuanya sangat mencurigakan, sampa
gganjal di pikirannya. Namun dalam hatinya, Jihan sadar ba
"Aku akan mencari tahu apa yang terjadi. Lihat aja, p
*
n menyeka tangan di baju area panggulnya. Ia menepi
juga," ucap Jihan me
esai, mulai dari menyapu, memasak, membersihkan rumah, da
a. "Kayaknya enak nih kalau mandi siang bolong gini. Mandi ah.
n warna putih. Dan terbukalah ka
ngan kamar yang tak mengenakan. Baju berserakan,
kenapa nggak nyimpen barang-barang ini pada tempatnya lagi? Padahal ak
sendirian. Ibu mertuanya yang selalu sibuk arisan, t
eluar rumah. Bahkan ia keluar rumah hanya sekedar untuk iku
akaian sampai selesai, meskipun acara bere
di atas kapstok kamarnya, lantas Jihan
u tidak usah mandi di belakang lagi," gumam Jihan sambil menyis
dari benak jihan. Kala sebulat mata mengintipnya saat
seluruh ruang kamar mandi ters
berkata sendiri se
. Jihan merasa kulitnya melunak, dan seluruh de
, mata Jihan sontak membola saat melihat sosok pria
pintu kamar mandi sambil mengelus-nge
kepalanya, refleks menjerit dan meraih kacamata pribadinya itu.
engengesan. Tak peduli di depan matany
n Ibu mertuamu juga, b3h4 persis seperti ini,"
g nakal itu. Jihan lebih memilih untuk mendorong kursi roda pak Sugiono keluar d
ang ingin mencoba menormalkan kembali mood-nya lantas ia pergi un
" rutuk Jihan berjalan ke sana kemari kemari. "Sh, kalau saja d
ahnya tak henti menuju sebuah pintu kamar yang hendak ia lewati. Langkahnya terjed
ah
gkahnya dan meletakan te
r extra, membuat seluruh bu
Shhh, k1w ... k