HILANGNYA JASAD KEMBARANKU
menyadari Boy sudah tidak ada di kamarnya. Bebe
amu pulang?"
mahnya. Tak mau mengambil pusing, gadis berambut hitam panjang itu memilih untuk memb
mendapatkan energi, Mecca berusaha meneruskan tulisannya. Namun, kali ini dia
ya mengacak rambutnya ya
apa saat potret diri dan Micail. Cukup lama dia dalam posisi seperti itu, seolah sedang menerawang
tegu
k, kemudian me
ledek Boy, seraya mele
pa menjawab pertanyaan B
anggil-panggil, gak denger? Gimana kal
"aku hanya sedang ingat
iarin dia tenang," ucap Boy seraya menghamp
na keadaan keluargaku setel
an Mecca, lalu berkata, "Aku tahu pasti, Ca. Hidupmu jadi begini juga, karena itu 'ka
an gambar hati berwarna pink, l
ibuku katakan. Jadi, mana mungkin a
rindu Mecca yang dulu,
udah mati, Boy,
a itu gak boleh dilawan, tapi enggak harus membenarkan semua yang
iki kata untuk membantah atau
ti menyalahkan d
n masih tidak memiliki
seraya menggengg
Boy, menatap Boy lekat-leka
u yang mengajak dia ke tempat itu," ucap Me
mengembun, menahan luapan air y
sih terasa berat," ucap Boy se
ingkan pandangannya dari Boy, lantas dia m
adi emosional seper
gannya masih lekat pada gadis di hadapannya. Boy benar-benar ingin
ungi
terdengar. Ucapan dari pria berlumuran darah tersebut men
apa
oy
arena tatapan Boy tiba-tiba men
a!
pa?" tanya Me
g diduduki ke arah Boy, lant
, suaranya jelas banget, tapi aku ga
ar, serta berfokus p
ksud kamu?" Mec
suara itu nyuruh aku lindungin kamu, apa
a pecah, dia mengira ucapa
serius!"
hobi nulis horor gak pernah nger
nyesal telah berusaha memberi tahukan sem
Padahal, selama ini mereka ada di sekitar k
kursi dengan kaki bagian belakangnya. Dia hendak mening
melangkah, Mecca
las Boy p
an, lalu bertanya, "Apa kamu se
ukannya menjawab Boy justru membalikkan per
ik saja, dengan raut wajah masam yang tampak jelas. Mecca pun memilih be
u minta maaf
emakin kikuk. Boy yang terlanjur kesal memilih untuk
, kapan sih kamu mau nge
antas, kini pertanyaan yang dilontarkan Boy semakin membuatnya tidak tahu harus berkata apa. Napas berat beberapa kali te
begitu cerah, teralihkan pada bingkai poto yang pecah pagi tad
il sudah tenang di
tidak terduga itu membuat Me
an? Bukan patung?" protes Boy yan
kan pun, balik bertanya, "Kenap
wab dulu, jangan malah balik nan
Boy. Dia mendelik ke arah Boy, sinar laser dari kedua bola ma
tau dia masih gentayangan nyari siapa
a, yang selalu nyari tahu informasi-informasi gak jelas. Kamu mau ke Kuningan, kan? Ma
sudah terbaca oleh Boy-orang yang
ga, dengan terus menggali sebuah tragedi, lagipula polisi kan sudah menyatakan kesimpulan
kasar. Tiba-tiba tangannya menjadi gemetar karena menahan emosi, Mecca menggoyangkan kedua paha yang masih bertumpu di ku