KETIKA CINTA BERTASBIH
erhatikan Jungkook. Aku mengingat wajahnya dari pertemuan kami beberapa hari yang lalu. Aku mulai curiga apakah Jungkook adalah seorang non-Muslim. Namun, daripad
Jungkook tidak lagi menggunakan topi Natal, tapi berfoto dengan teman-temannya yang berbalut hijab. Hal ini semakin membuatku penasaran tentangnya. Meskipun aku melihatnya berada di tempat ibadah yang bukan tempat ibadah orang Muslim, melihat foto-f
ngan teman-temannya. Namun, aku menyadari bahwa ini adalah kesalahan yang fatal. Aku harus menghilangkan semua perasaan ini agar tidak terus berlanjut. Aku mencoba mengusir bayangan Jungkook yang tak kunjung hilang. Aku berusaha untuk tidak melakukan hal-hal yang seharusnya tidak
pus. Bagiku, antara Jakarta dan Bandung sudah tidak ada jarak lagi, karena aku selalu siap jika ada hal mendadak dari kampus. Umi sedang sibuk menyiapkan bekal untukku, sedangkan Abi mengulang nasehat-nasehat yang sama setiap k
nan. Namun, di tengah keheningan itu, aku terus berputar otak untuk mencari cara agar bisa memberikan buku itu padanya tanpa harus bertemu lagi. Jawabannya muncul saat aku sedang melaksanakan salat malam. Aku suda
dak ada percakapan lagi di antara kami. Aku berhenti di salah satu rest area untuk mencari beberapa ide tentang bagaimana cara agar tidak bertemu dengannya lagi. Sambil menenteng jajan,
u sedang buru-buru, jadi tidak bisa menemui. Bagaimana jika buku ini ku titipkan di kafe tempat kita bertemu kemarin?" Aku mengirim pesan dengan sedikit senyum kemenangan di bibirku. Pesan
] balas Jungkok dengan cepat. Aku tidak membalas pesannya dan segera menuju kafe dengan mobilku. Ketika sampai di sana, benar saja, kafe ma
" sapaku de
a bantu?" tanya satpam terseb
? Nanti teman saya akan mengambilnya ke sini,
abnya sambil mengulurkan tangann
emberikan novel itu kepadanya. Kemudian aku
Takutnya nanti salah orang," tanya sa
nya Jungkok,
. Pemilik kafe ini, kan?" tanya sa
ada-ada saja. Atau mungkin namanya sama," balasku, terkejut ka
na menghargainya sebagai atasan saja, sebagai tanda
ponsel di dalam tas. Kemudian aku mencari media sosialnya dan membuka salah satu f
. Memangnya kakak tidak ta
ku ada acara di kafe ini, lalu bukuku ketinggalan
sekali," ucap satpam
ada yang perlu dilebih-lebihkan," kataku, ingin mencari ta
dengan singkat. Dia memang irit bicara dan cuek orangnya seperti kulkas 1000 pintu, tapi walaupun begitu, dia sangat rendah hati. Terkadang dia bahkan ikut mengantarkan makanan jika kafe sedang ramai. Kadang
anku seperti yang dikatakan satpam ini? Kenapa tiba-tiba rasa kagum ku kembali muncul? Beliau benar-benar sempurna. Ah, kenapa aku memikirkan hal yang jauh seper
an mandiri di usianya yang masih sangat muda. Oh iya, maaf nih pak aku tidak bisa lama lama, a
danya. Aku memberitahunya bahwa buku yang dipinjamnya sudah ku tit
Berapa hari nih aku boleh meminjamnya?" balasannya la
mungkin akan menyinggung perasaan kamu," akhirnya ku beranikan diri untuk memancingnya. Aku akan meng
amu mau menyinggung seribu kali pun aku tidak aka
leh tahu, apakah kamu muslim atau bukan? Maaf
. Ada apa? Apakah benar dia non-Muslim? Jika dia benar non-Muslim, habislah harapanku, bahkan jika benar dia non muslim pastinya aku tidak bisa