KETIKA CINTA BERTASBIH
solusi terbaik untuk mengatasi semua pikiran yang ada dalam benakku saat ini. Kejadian
panggilan masuk di ponselku. Lalu aku mengangkat t
ualaikum
ggu waktumu," ucap perempuan
aku sambil memper
ngkook," jaw
ggu saja. "Ada apa, Kak?" tanyaku sambil mencoba menenangkan diri
i keyakinan yang berbeda. Sepertinya adikku memiliki perasaan padamu, jadi aku melakukan ini demi kebaikan kalian berdua. Bukan karena aku tidak menyukaimu, jadi sebelum pe
Wah, berarti selama ini usahaku tidak sia-sia, apakah ini nyata... dia juga memiliki perasaan padaku s
arena aku bingung bagaimana cara meresp
ingkat karena dia juga bing
tu aku agar dia menjauhimu dengan cara aku tidak berkomunikasi dengannya lagi. Kita memiliki keyakinan yang
cak. Ada rasa sakit yang langsung menusuk ke dalam dada dan merasuk ke hati. Air m
an hati-hati walaupun rasanya sesak dan sangat menyakitkan, air mata kini t
erani-berani memfitnah adikku. Dia tidak a
kami. Nanti aku akan mengirimkan alamat gereja yang berada di dekat rumahku. Datanglah ke sa
menekan hatiku. Aku mencintai Jungkook dengan sepenuh hati, tetapi takut bahwa perbedaan keyakinan ini akan menjadi peng
di ujung jurang yang dalam. Rasa pahit dan kecewa begitu mendalam, seolah-olah hatiku ditusuk oleh pedang yang taja
k mengatasi perbedaan ini. Namun, semakin lama, semakin sulit bagiku untuk menemukan solusi yang tepat
dari bahwa kebahagiaan dan keputusan hidupku tidak hanya bergantung pada orang lain. Aku harus belajar menerima kenyataan
bedaan agama kami. Mungkin ada cara untuk menjalin hubungan yang harmonis meskipun dengan latar belakang keyakinan yang berbeda. Aku
. Namun, aku percaya bahwa cinta sejati akan menemukan jalan. Aku akan terus berjuang untuk mencari solusi yang terbaik ba
*
kku kemarin. Pagi ini, rasa penasaran membawaku ke tempat ibadah t
nku dengan bijak. Aku melihat dia keluar dari gereja, mengenakan kemeja dan celana panjang. Kalung
dengannya tanpa menunjukkan wajah sedihku. Aku melihat proposisi skri
dan tersenyum, berusaha menyembun
embunyikan kalungnya. "Kamu," ucapnya terbat
tokopi ini," ucapku samb
ngkapnya dengan wajah b
ahu kan? Aku buru-buru. Aku pam
yang ternyata tutup. Untungnya, ak
dar. Aku berusaha menghilangkan perasaan
mengurus ijazah. Sambil menunggu, aku sesekali melih
uar ruangan. Rasa penasaran menarik
li! Dia siapa?" bisik
ari sini sepertiny
endekati tembok pembata
enar ganteng
ku, sambil mencari so
apa!? J
yumku terukir, antara senang dan tidak senang. Senang karena di