icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tuan Psikopat

Bab 3 Tidak sesuai Ekspetasi

Jumlah Kata:1481    |    Dirilis Pada: 10/02/2024

an di bangku belakang, membuat perasaan Mozayya sedikit tak tenang. Apalagi Artha yang t

emicingkan sebelah matanya. Melihatnya dar

lakang, sedangkan Mozayya duduk dengan posisi te

, kemudian memilih untuk menatap jalana

in

notifikasi. Segera Mozayya mengecek ponselnya, namun tidak ad

ingnya. Mozayya memberanikan diri untuk menoleh ke arahnya

embali menatap suasana jalanan yang semakin terang-bendera

. Selain jauh dari kedua orang tuanya, ia juga takut karena bakalan satu atap dengan p

inya sudah berhenti. Ia menoleh ke sampin

ursi pengemudi, dan juga tidak menamp

tok

ik ke arah pintu mobil, dan menampakan pria yang tadi b

a keluar tanpa sepengetahuanku." Mozayya membuk

sampai mobil berhenti saja tidak sadar." gumamnya, kemudian melang

a?!' Sayangnya bentakkan itu ha

lai mengikuti langkah kaki Arth

hi dengan bunga-bunga yang aromanya memang cocok dihidung. Mozayya membalikan tubuhnya singkat, menatap ger

ang itu. Perasaan, ia tak melihatnya sejak bera

ran yang tak berguna itu, Mozayya

nggalan jau

mengejar Artha yang s

natap Artha dalam. Terdengar suara

atap Moza

alu norak!" tegasnya, menatap Moz

Artha punya rencana lain di balik usulan pernikahan itu. Terlih

ang memang ada benarnya, Mozayya m

ekarang ia lihat. Ini bukan di negri dongeng, tapi,

spresinya se datar mungkin. Ia tak

yya yang sadar akan tatapan itu.

aman, kan?" tanyanya, diakhir

tha datar, "Gak, biasa aja!" jawabnya, yang t

gumamnya, yang masih terdeng

l

g berada dekat samping handle

han, pintu itu terb

ia lihat didepan kedua matanya sendiri. Enam orang wanita seten

m manusia itu, mereka semua sontak

n keningnya, mencubi

r-bener nyata," gumamnya, yang tak b

rang itu, atau bisa dibilang Maid. Masih berdiam diri d

engar helaan nafas kasar dari mulutnya, kemudian berja

i, kali ini bukan Cengkraman, mel

ain, tapi sebisa mungkin

alikkan tubuhnya lagi, menatap mereka satu persatu

ng pelan tubuh Mozayya, hingga posisi Mozayy

ningnya, menolehkan ke

ya; "

kata-katanya, Artha terlebih dahulu

enatap satu persatu Maid di s

tap Artha yang masih

akut ked

ak ngerti!" tegas dan cep

ari mulut Artha yang ke sekian

ya, lalu mensejajarkan p

id baru disini! Saya harap kalian bisa mengajarkan dia sampai menjadi

it terbuka, dengan

arusnya, calon ... Ah

Oh, ia, namanya Mozayya, pan

amar atas, yang bersebrangan dengan kamar saya!" lanjutnya, den

kepalanya singkat, "Ayok, ikut saya." lanjutnya, l

naknya, Mozayya melangkahkan kakinya, mengik

Artha maksud, sebelum Ma

i?" tanyanya, dengan ekspresi yang sulit

memperkenalkan dirinya sebagai pembantu, bukankah mereka akan seger

kan kepalanya, lalu menatap sekelili

ali ini ada Maid yang langsung dapat kamar paling

menyukai kehadirannya. Ah, si4l Artha hanya memperkenalkannya sebagai pembantu, coba kalo sebagai calon i

lisnya, "Memangnya Maid-Maid

lah, dengan luas se ala k

menampakkan ketidaksuk

tipisnya, lalu menatap Maid Li

gimana ya? Y

ng menatap tajam

ada hal yang bersangkutan dengan pekerjaan!" Benta

n perasaan kaget masing-masing, l

, Maid Ling segera menu

ya permisi." ucapnya, kemudi

h tak terlihat, Artha

kl

itu, yang hanya diberi warna putih polos. Menatap Mozayya d

, mendapatkan tempat tidur yang nyaman, dan sepertinya kamu akan betah lama-l

mah ini." ujarnya, menatap tajam Artha, "didepan ayah dan ibuku, kamu

nya, lalu berjalan menghampiri Moz

iringnya. Mozayya yang sudah kenyang dengan senyuman

lalu menghempaskan tubuh Mozayya hing

enatap nyalang Artha. Meremas kuat se

am Mozayya, sambi

; "Maum

"Mauku,

Ma--maksdu

ksudku, me

kan keningnya, "

n Mozayya, hanya mengedikan bahu, lalu tepat d

sudah berada dalam tanganku!" Setelahnya Art

Artha. Menatap dalam pintu yang sudah tertutup rapat. Sep

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka