Apa Salahku Padamu, Bu?
. Apalagi setelah mendengar semua ceritanya tadi. Akhirnya dia pun mengantarkan Mutia
mm brrr
di depan rumah," gumam Bu Narti saat telinganya
t Mutia sedang bercanda dan ber
ntuk turun. Namun itupun hanya sekedar basa basi, karena t
andingmu. Aku langsung pamit dulu ya, Mut," pamit Andi yang tak dijawab oleh Muti
balik gorden jendela. Sesaat setelah motor Andi tak lagi terli
adi begini kelak
ti dengan huruf 'O' yang panja
ki tadi Mut, temenmu apa pacarmu? Kerja apa ndak? Kerja juga baru sebu
a temen kerja Mutia, Bu. Lagipula dia cuma nganterin pulang
arti, Pak Supri dan Mutia duduk bersama
h uang ini sebaik mungkin ya, Bu. Mutia hanya akan mengambil lima ratus ribu
yang berbakti. Maafkan Bapak jika menjadikan bebanmu berat, maafkan bapak, Nduk,
untuk mengurus kita, orang tuanya. Menyekolahkan adiknya juga. Dia kan sudah besar. Saatnya bantu kita, janga
anyak!" Kata pak Supri sambil menggelengka
uga mengistirahatkan hatinya yang begitu nyeri. Air mata yang sedari tadi tertahan, kini kembali mengalir dari kedua pel
tidak pergi kemana mana. Mutia hanya ingin membantu bapak nya
kan, Pak?" tanya Mutia sembari berla
dah cantik nanti ya bau acem lagi,
tak pernah merasakan kasih sayang dari ibunya seperti saat bersama bapa
mengantar Mutia pulang. Karena pada malam hari setelah Mutia masuk ke kamar, pak Su
elaki, siapa dia, Nduk? Apa dia temanmu?" tanya pak Sup
utia makan bakso karena habis gajian, Pak. Sekalian Mutia ambil uang
arus bisa jaga diri juga. Jangan kebablasan kalau hanya berteman. Tapi dia anaknya
marah, Pak. Mutia nyaman aja pak kalau cerita sama Andi. Dia selalu mau
mengambil kesimpulan bahwa
aki-laki itu yo ora popo. Bapak cuma minta kamu sebagai anak gadis harus bisa berhati-hat
berucap dalam hati seraya menatap nanar pada an
ke rumah. Biasanya, cabai, singkong, jagung dan pis
an usianya yang terbilang sudah tidak muda lagi. Membua
dengar suara m
arti sudah berjalan dari dalam rumah denga
🍁