Hasrat Agak Laen
en gituan pak," tan
orang di daerah terpencil gini, ma
cuma dibuat untuk kencing saja
n, "Kamu punya juga cuma digu
perempuan, masak saya ca
n," kataku polos saja tanpa mikir terlalu rumit. Sebab aku piki
Jakarta, Lagian bapak kan staf saya cuma karyawan, kalau saya si
aianku dan tidur telentang dengan penisku yang sudah t
egang ya pak, besar kal
minyak lintah di pelataran tempat kantor Samsat di Serpong. Katanya minyak lintah bisa membesarkan a
mperpanjang penisknya. Untuk membuktikan aku dibolehkan melihat barang si penjual minyak lintah. Pedagang minyak lintah itu mengaj
ama kemudian dia muncul, sambil pura-pura kencing dia memperlihatkan barangnya y
nyak lintah itu. Pada waktu itu umurku baru 19 tahun. Aku rajin mengikuti petunjuknya ketika ulang tahunku k
karena aku pun jadi bisa main cukup lama. Itulah potongan kisah
n gak malu-malu dia membuka daster lalu BH dan pelan-pelan
. Mungkin karena payudaranya besar sehingga putingnya terbenam. Dibawah terlihat jembut lebat dan kedua pa
a menyepong penisku. Dia menolak dengan mengatakan belum pernah m
nya sambil kuremas payudaranya yang kenyal dan menggunung. Putingnya aku pelintir-pelintir sampai te
tatusnya malah mengerang dan mendesis menikmati rangsangan sex. Tanganku menjamah belahan vaginanya dengan menguak rimbunnya jem
rot kebawah dengan menciumi perutnya lalu makin kebawah sehingga aku tiarap di antara kedua belah pahanya. Aku ciumi vaginanya
dari bahwa mulutku b
pak," katanya sambil berusah men
emah menarik kepalaku. Dia malah mengerang dan tangannya malah menekan kepalaku ke vaginanya. Aku jilati te
mek saya kok rasanya
ang sudah menengadah siap menerima hunjaman, hangat rasanya dan cukup megang. Aku genjot deng
dak merasakan siraman. Aku langsung tancapkan sedalam-dalamnya dan kutembakkan ke dasar vaginanya. Nikmat sekali rasa
t dan cepat-cepat ke kamar mandi. Aku ikut masuk kamar mandi. Kulihat Yanti jo
gobrol mengenai macam-macam. Sambil itu, tangan Yanti meremas-remas penisku sehin
diarahkan masuk ke vaginanya. Terasa hangat dan mencekam. Yanti bergerak sesukanya, kadang naik-
an. Aku menikmati kedua payudara besarnya yang bergoyang-goyang di depan mataku. Bongkahan payudara yang gempal itu aku remas-
0 derajat celcius. Aku merasa belum terpuaskan, Yanti kuminta berposisi merangkak karena aku ingin menyodoknya dari b
ng memberi kenikmatan pada jepitan penisku, tetapi pemandangannya yang aku inginkan, yaitu bon
buhku dan kedua kakinya melingkar pinggangku dengan posisi penisku menancap di vaginanya. Yanti ku
ah bangun mengerjakan tugasnya membuat kopi dan sarapan. Aku mandi dan siap-siap berangkat ke kebu
nyodorkan si Yanti. "Cema
kataku
lah ikut saya," kata si mandor sambil
n mengamati karyawati yang sedang bekerja. Dia memanggil mandor yang ada di situ lalu minta dipanggilkan karyawat