Wanita Penggoda CEO Kaya
et
dimaksud oleh Darren adalah bertemu se
an keluarga dari pada membahas
rta kekayaan lelaki yang menolongnya itu? Apakah tujuh turunan tidak habis? Pantas saja Darren tidak memp
sa mengeluarkan air liur jik
in, memberi isyarat agar sekretarisn
aruk dagunya yang sebenarny
lalu mewah. Aku baru memasu
os itu spontan mem
Olin. Kau
en? Aku itu serius. Hidupku memang terlalu miris. Orang tuanku ha
alami banyak hal yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh Darren. Bagaim
au akan aku ajak ke tempat yang bel
di wajah Olin. "Benark
"Tentu." Mengacak
ka dan dua orang pelayan menganta
ya ada pertemuan de
ang-senang dengan perempuan panggilan atau jalang yang rela melemparkan diri pa
jalang. Itu berarti klien mereka seseorang yang bisa dikatakan adalah peni
a setelah itu. Mana mungkin klien mereka menggoda diriny
melamun? Dari pagi sampai si
Darren mengangkat sendok berisi
lanya. "Tidak perlu, Da
Tapi kau kebany
n." Segera mengambil piring kosong dan me
askan seorang Olin. Ia tidak menyangka sekretarisny
n atau memang perempuan itu terjebak
r
sudah lewat jam makan siang, pintu terbuka dan menandakan ada sese
aku!" Shawn mengambil posisi di depan Darren
mpat mikir, kalau Maya kok gemuk, ya." Shawn berucap la
nyak drama!" dengkus Darren. Ia menoleh pada Olin la
ngatakan aku gila." Shawn ma
u, Shawn. Tatapanmu benar-be
en menatap Shawn tajam. "Pertama, heran.
edangkan Olin melotot tajam
Dar
at seperti itu, aku pastikan bagian juniormu itu
tu. Jika ia kehilangan barang berharganya, bagaimana ia menikmati
en b
kin, kau bukan hanya seked
yang spesial."
um Maya kembali dari kampung, dia juga adalah orang s
r hid
kemudian ia berpura-pura me
muk kayak gitu kau bilang me
tegur
t Anda tidak nyaman, Pak." Olin menunduk dan
in. Shawn memang seperti itu. Ini aki
embuatku takjub, Darren. Membela
yuruh Shawn diam. "Ngomong-ng
makan waktu sejam dari p
antap-mantap ternyata lagi hamil. Astaga! Kenapa dia mau melemparka
tawa. "Kar
annya ketika Darren dan Shawn membah
au tahu kala
at itu ponselnya yang ada di atas meja kerjaku menyala karena pesan m
adalah target
, Darren. Gue membaca kalima
il anaknya. Itu akan membuat kau mendapatkan dua kesenangan sekaligus." Sha
membaca pesan itu. Jadi, saat ia datang bulan depa
awn menden
r. "Kau berhenti membuat kek
n meminta pertanggung jawaban secara bersamaan? Kau bisa apa coba?" Darren mencoba
"Kita lanjut makan, setela
s hal yang menyangkut tan
. "Terserah kau saja. A
*
um meeting. Semoga kerja sama ini tetap berlanjut." Sha
i kau yang traktir jika kita
i aku tidak jamin akan itu. Kau tah
gmu!" potong
kau t
memesan sebelumnya, kan? Kau me
n. Aku duluan. Hujan akan s
"Kau punya nomor telepon? Berikan kepadaku. Aku
bukan perempuan seperti yan
au mati? Aku bisa mengirimmu ke neraka seka
bilnya tanpa menyahuti
. "Kenapa bisa ada l
Ia tersenyum sembari mengucapkan kalimat menenangkan.
di atas r
rsenyum. "Te
ngguyur bumi. Segera keduanya berlari menuju mobil uan
, kaki Olin terpelekok kar
eimbang dan akhi
teria
lin sebelum menjadi tontona
tawa melihat Olin terjat
n menuju mobil. Keduanya sekarang benar-benar basah, walau Olin lebih
kotor karena tanah basah yang menempel. Lalu pada rambut yang basah d
kit?" tanya Da
ama perut." Olin menunjukkan luka di tangannya yang m
r dan mencari alkohol untuk
mengeluarkan
enuangkan alkohol ke tisu
t tisu yang tersiram alkohol itu m
kh
r rasa sakit dan perih hilang se
Ini agar g
angguk. "Kau tidak kedinginan, Darre
geleng. "Ti
inan," kata
akang dan kemudian mengulurkan tan
yang tergeletak begitu aja
h." Melilit
ng sakit?" t
mengg
kita pulang
ap
a, lantaran aku memiliki pakaian ganti di sana. Tapi kamu? Lagian, aku yakin kau akan
n Darren ada benarnya. Sebai
, ia akan menjadi bahan ejekan dan esoknya gos
idak s
*
mendekat pada Darren dan Olin yang baru tiba di
dak usah, Tante. Aku langsung ke
k dan membiarkan O
a lebih parah da
masih basah. "Olin terjatuh, Mo
tanya Samant
perih untuk dirasa. Dan sepertinya pergelangan kakiny
taga. Sebaiknya telepon
gi dokter untuk ke sini," ucap Darren. "M
ngguk. "Tentu.
Ia juga butuh mandi air hangat agar tub
kamar mandi dengan air hang
membalut pinggangnya. Masih jam empat sore dan masi
biarkan Olin di sana dal
gan kerah V dan celana training h
elananya, suara sang ibu terdengar lantang m
membuka pintu.
risak. "Oli
celana training-nya, setelah i
ya ikut khawatir. Bahkan
ergesa bersama Darr
khawatir karena Olin tidak menyahut. Saat membuka pint
rti itu kalau terkena hujan?" Entah pertanyaan itu
menjaganya
g menelepon dokter.
Darren berlari menuju ran
mbari menyentuh ken
gguk. "Kak Olin mengigau sejak tadi, Kak
ng. "Astaga. Apa Dad suda
m perjalanan sekaran
igail?" ta
Gunawan yang tahu sifat anak sambungnya itu
ari semua yang ada di kamar itu, Darren yang