Kembalinya Istriku
eli seserahan buat n
yang berisi tagihan. Karena aku sempat menjanjikan kepadanya untuk segera dan memilih sendiri seserahan serta mahar untuk acara pernikahan kami nanti. Sengaja aku tidak memberikan seseraha
tidak lupa. Sabar ya, uang
san segera
ta ini bertepuk sebelah tangan manakala keluarganya yang merupakan pemilik sekaligus juragan empang tempat biasa aku memancing menolak mentah-mentah lamaran-ku karena mereka beranggapan bahwa aku tidak akan sanggup untuk menghidupi anak gadis sema
stri Abang tra
n belanja dan memilih perhi
lau sudah begini aku harus pandai-pandai merayunya lagi. Tidak ada cara lain kecuali ak
dengan ibu dan juga kedua saudaraku. Aku yakin Rani pun tidak akan keberatan bila uangnya aku pergunakan untuk bersedekah
Rani pun belum tahu akan hal itu. Uang tersebut sempat dipinjam oleh ibuku untuk biaya masuk kuliah adik bungsuku dan juga membelikan motor untuknya. Jangan di tanya sisanya kemana. Tentu saja sisa uang itu aku bagi rata untuk ibu, diriku sendiri dan juga untuk mbak Lestari kakak sulungku. Kami bertiga kompak sengaja membeli tiga unit motor matic dengan tipe yang sama hanya beda warna saja. Kalaupun Rani menanyakan hal itu. Aku dan keluargaku kompak menutupi itu darinya. Da
janji Acara pernikahan kita akan kita gelar semeriah mungkin. Yang j
g. Nanti cantiknya
i merajuk pada diri ini. Kalau bukan dia yang memuaskanku, siapa lag
ran, segera Abang kasih tahu, Adek, ya. N
n membuncah. Sudah tidak sabar rasanya ingin seg
anggih seperti yang aku miliki ini. Karena sewaktu berangkat ke negeri sebrang tiga
a ku kirim pesan SMS karena dia
amu transfer. Kasihan Zaki kal
hu apa-apa dan juga belum pernah merasakan uang yang ibunya kirimkan kepadaku.
me
m
belum juga pesanku men
napa dari kemarin pesanku tidak ada yan
n yang aku kirim padanya. Dan benar saja pesanku tersebut ter- pending alias tidak terkirim. Aneh saja padahal ini adalah
ngku. Pasalnya aku juga menggunakan mobile banking yang mana bila ada uang ma
lau Hp kamu sudah aktif. Bakal aku maki habis-habisan kamu ka
ng
ng
ng
Segera aku buka mungkin saja
sama ibu lag
di toko Hp G
an Hp baru. Uangku gak cukup.
pake
lung-ku ternyata. Dan tentu saja pesan dari
es. Ini semua karena Ra
juga menipis. Uang dari Zaki juga s
a kebutuhan semakin lama semakin naik. Padahal uang itu sama sekali tidak pernah aku bagi de
u sendiri. Frustasi,