Kembalinya Istriku
tah ibu memintaku segera mengganti baju Zaki dengan pakaia
diri ini belum pernah membelikannya pakaian yang layak. Selama ini, pakaian yang di kenakan oleh Zaki adalah pemberian dari mbak Lestari, dan pakaian itu merupakan baju bekas da
Benar juga ucapan ibu, aku juga tidak punya waktu untuk mencuci bajunya itu. Mau sekalian di loundri-kan bersama baju kami, malu juga rasanya. Karena baju dari anakku itu sudah tak berbentuk dan tak berwarna selayaknya. Ibu
au hari ini aku sudah ada janji dengan Lasmi. Aku juga harus segera bersiap. Untu
ikit lagi." Ibu segera menyerahkan Zaki yang masih tertidur pulas ke tanganku a
engan membawa anak kecil untuk lebih menarik perhatian dan simpati dari orang. Awalnya aku ragu. Namun ibu di dukung oleh kedua saudariku untuk terus menyakinkan dan membujukku, akhirnya aku luluh dan mengikuti saran dari mereka. Toh lumayan juga hasilnya. Tanpa kita bekerja dan keluar keringat uang sudah datang sendiri. Masalah makanan. Semenj
nakku. Bubur nasi di tambah sayur bayam yang tumbuh liar di pekarangan rumah kami. Kasihan kalau anak masih kecil d
at melarang dan tidak merestui pernikahanku dengan Rani. Ki
aki boleh menikah beberapa kali, dan tidak perlu pula untuk meminta ijin pada istri, yaitu Rani. Karena sudah dapat dipasti
ng yang tadi pergi dengan membawa Zaki. Seseibu dengan dandanan yang sen
!" makinya tiba-tiba dengan segera me
u yang tiba-tiba meny
alian kira saya orang bodoh, apa? Ini, anak ini sudah tidak bernapas. Apa kalian yang sudah tua masih belum mengerti, kalau anak ini sudah tidak ada nyawanya." lanjutnya l
lang anak saya ini sudah mati." sungutku. Kalau sudah tidak mampu bayar biaya sewa Zaki
an mengemis. Periksa saja sendiri kalau tidak percaya!" sungutnya sambil segera beranjak dari rumah ini. Dan benar saja keributan
gi." celetuk Eni sambil mengucek matanya ya
s ubun-ubun." sungutku kesal sekali melihat dia yan
saja e
yang membuat ibuku ini tiba-tiba memintaku untuk membawa periksa putra semata wayangku ini. Biasanya saj
u." pintaku. Namun belum juga ak
a rasa khawatir yang dapat aku tangkap dari raut wajahnya. Enta
i keluarkan d
🌺
sama seorang yang lebih tua usianya sepertinya seniornya yang menangani Zaki, putraku. Aku dan ibu sengaja menunggu di luar ruangan sem
g yang berada tepat di depan ruangan Zaki dengan periksa. Entah kenapa aku
." Aku mengikuti apa yang
maaf sebelum