Dendam Seorang Pelacur
, segera ke kamar gudang
engkungkan satu buah senyum yang sangat lebar. Ia benar-benar mer
a sudah dibuka oleh Fredy Satu menit yang lalu. Ketiga preman itu tercekat, menelan air li
ringannya sembari menutup sebagian tubuhnya dengan kedua tangan. Firasat buruk seketika ke
. ja.. ja-janga
embuatnya lebih memilih mati saat itu juga. Tetapi, kedua matanya yang sempat menyapu seluruh
nya entah untuk ke berapa kalinya. Seketika itu juga ia merasa napasnya mulai bertamba
pada tubuh mereka, lalu bermain dengan tubuh Felisha yang putih, mulus, kenc
plastik kecil di sakunya dan memberikan bungkusan itu ke Deblo sebelum ia kembali memberikan perint
ap
g, Katrok sudah berada di atas tubuh Felisha , kedua tangannya sibuk menjelajahi setiap sudut tubuh Felisha yang benar-benar sudah tidak berdaya. Kibas
ghhh Lep
bertambah parau dan serak, b
lalu menghampiri Katrok dan Supri yang sudah berada di kedua sisi tubuh Felisha sembari menyentuh, membelai, menjila
bersiap untuk meyuntikkan racikannya itu kepada Katrok dan Supri,
ipkan sedikitpun rasa belas kasihan sama sekali, mereka suguh-sungguh berniat untuk meru
ua paha tangan tangan Felisha . Sembari mengunci tubuh Felisha agar tidak bisa bergerak dan melawan, sebelah tangan mereka memeras
hebat. Melihat kemolekan dan kemulusan tubuh Felisha yang mempunyai wajah yan
anya di hati, tetapi seluruh tubuhnya benar-benar terasa sakit. Area kewanitaannya terasa ngilu dan perih. Ia hanya
ni benar-benar sangat nikmaaaaat
uat tubuh Felisha kembali berguncang mengikuti irama hentakan pinggul Deblo yang tanpa henti menghentak melakukan gerakan yang m
a Felisha dengan sangat bernapsu, entah sudah berapa tanda yang mereka tinggalkan di tubuh Felisha , bintik-bintik
cuma, ia benar-benar menjadi bulan-bulanan mereka. Hingga akhirnya, setelah hampir ti
udaaah maau samp
Tubuh Deblo menegang untuk beberapa saat, lalu melemas sebelum mencabut sebagian tubuhnya yang masih menancap di tubuh Felisha .