Dendam Seorang Pelacur
amati keadaan sekeliling, benar-benar hening. Jendela kaca sudah tertutup tirai. Bara melewati ruang tamu dan tiba di ruang
ng menghadap halaman samping rumah. Tidak terlihat Davka yang biasanya ber
hannya jatuh pada sebotol air mineral dingin. Bara segera membuka botol yang masih tersegel dan menenggak hingga sepa
avka dan membuka pintu perlahan. Ia melihat putra semata wayangnya itu sudah tertidur pulas di balik selimut
panan putra tunggalnya. Davka mewarisi mata elangnya, juga hidung mancungnya. Ku
knya pelan sebelum mendarat
mpu, sebelum kembali menutup pintu. Ke
annya lebih dulu terbuka dan wanita dengan bibir merah w
ampilan yang sangat niat. Maksud Bara, riasan di wajah Nina. Biasanya Ni
takjub. Lebih tepatn
ah wine? Ingatannya kembali terseret
dut bibirnya. Kedua mata genit menatap suaminya sendiri, yan
Ia masih mengingat dengan jelas, bagaimana Dara menyapanya di malam
enjang istrinya dan terhenti pada sepasang
lisha. Eh, apa? Bara menggelengkan kepalanya
i payudara. Tetapi luar biasa heran dengan
dagunya membuat perhatian Bara
i yang hanya bisa disaksikan oleh Nina. Bara menerobos masuk, menutup
rderai, menggema i
aju dulu?" Nin
dan sedikit bersih-bersih area di bawah sana. Seharian ia tidak berkerin
enar serampangan dan terburu-buru seolah mengejar durasi. Nina nyaris tidak p
engaja berdandan sedikit berbe
membelalak protes,tetapi sapuan lidah Bara pada area se
nya bahkan
ara menjadi kese
ah saat Bara berangasan menuntaskan birahinya. Daripa
sempat merasa kecewa. Ranjang berguncang kencang, Bara mendengus dan meng
ara kuat-kuat saat puncak kenikma
sudah berantakan seluruhnya. Bara mengangka
pnya pelan. Sudah s
a alis. Bahkan Bara, tida
ny banget." Nina menatap Bara y
ersenyum. "Kamu seksi
ang sudah tampak sobek di bagian dada. "Ganas bang
jah. "Lipstik kamu," jawabnya sambil melih
Bara kini bahkan tampak
Aku kira bakal berlebihan lho! K
kembali tersenyum sebelum menuruni ranjang
uka, bakal se
inap ke dalam hati Bara. Ia mena
olak. "Aku masih suka ka
ih s
meralat kalimatnya. Debaran kecil muncul di dada. "Aku mandi dulu." Bara segera menu
wajahnya sejenak sebel
up
an dan pemujaannya bermuara. Selama ini Nina tidak pernah menjelma orang la
ajahnya sejenak, diam-diam merenungi do
ahabat karibnya yang diam-diam memelihara sugar baby. Mereka baru saja bertemu dua pekan yang lalu, saat sedang melewatkan waktu dengan
antik! Nggak mungkin bini lo bisa pantau 24 jam!" u
auh dan jatuh beber
lo pinter. Gue buktinya. Udah ganti sugar baby lima kali dan bini gue nggak per
-laki cupu, cemen, dan sederet olokan lainnya. Dengan segala pertimbangan, Bara memilih menjaga jarak dan mengurangi interaks
k menjaga hubungan baik. Kebetulan lelaki yang menjabat sebag
eski ia sangat bisa melakukannya. Tetapi untuk apa? Bara tid
lin!" Bara, salah satu temannya yang juga merupakan
kan tetapi kedua temannya itu sudah
erniat menantang adrenalin, lelaki-lelaki pemberani itu seharusnya mendaki gunung Everest, iku
lo diganti sama dewan komisaris. Nggak ada ampun! Kita berhak seneng-seneng! Kita udah kasih uang
Lo nggak bakal nge
ya geleng-geleng kepala sambil me
a aja," Edo men
i senyuman remeh seolah ia memang belum
a bertemu dengan Dara. Apa ini kutukan
ya dan mulai membilas tubu
begitu saja saat ia melihat Nina yang sudah polos tanpa
ah ist
g butuh s