Princess Avyanna
ncang di jalan setapak kecil di sebuah hutan yang lebat di tengah malam. Mener
daunan kering yang berhamburan di jalan setapak, menja
ipermainkan oleh angin. Tangan kirinya membawa obor yang menyala sebagai penerangan j
uara rintihan sakit da
m mata elang berwarna biru terang itu menatap ke arah gadis keci
k sadarkan diri. Kulitnya terasa dingin, hembusan nafasnya lirih. Laki
is kecil berusia 9 tahun itu dengan tatapan penuh kasi
ebuah gua yang dikelilingi oleh pepohonan yang cukup lebat. Sul
lengan kirinya, tangan kanannya mengikatkan tal
t-langit dan dinding dalamnya ada bebatuan tajam yang
dan lembab. Tidak ada ketakutan sedikit pun yang terlukis di wajahnya k
kih setinggi 1 meter yang duduk di atas sebuah batu yang dikelilingi oleh genangan air. Langit-
uluh-puluh tahun. Terlihat dari jenggot, kumis, dan alisnya yang memutih dan pa
nggil sosok itu dan b
atanya yang beriris hijau. M
yu sebagai penopangnya. Dia turun dari batunya, melewati genang
kian lama?" tanya Regula. Tidak ada senyum keramahan at
ecil dalam gendongannya pada Regula. "Reg
s kecil itu dengan seksama. Seakan sedang
mari?!" Regula tiba-tiba mundur selangkah. Tatapan
embawanya kemari?! Kau ingin aku dibunuh oleh pihak i
egula. Amedeo menghela nafas pa
berusaha menenangkan Regula. "Aku hanya ingin meminta bantuanmu untuk menyembuhkannya
mempertimbangkan permintaan Amedeo. "Aku bisa saja menyegeln
an yang sulit dijelaskan. "Sekuat apapun aku menyegelnya, sihirku tidak sebanding denga
wasa, segelku akan retak karena tidak mampu menahannya. Sihirnya yang tertahan oleh segel
pkan kedua tangannya di depan dada,
Selain itu, aku telah berjanji pada seseorang bahwa aku akan merawatnya dengan
tu tulus dan penuh kasih sayang, seakan
i gadis itu dan menempelkannya disana. Kedua matanya terpej
lepaskan tangannya dari dahi si gadis kecil. "A
ukan ini salah, namun hati kecilku berkata ini tidak de
atu yang begitu menyesakkan dadanya. "Kalaupun it
tengah putus asa. Pria tua itu perlahan lul
u akan mencoba mengerahkan sihirku untuk menyegel sihirnya. Namun, karena sihir
bulkan permintaannya. "Justru lebih baik dia hilang ingatan, bukan? Dia mungkin aka
akan mengurusnya." Regula membalikkan ba
air disana." Regula menunjuk ge
enangan air yang dimaksud dan membaringk
n serba putihnya. Kepalanya disandarkan ke te
is itu, Amedeo bergerak
kan badan, menghadap Amedeo. "Jika ingatannya kembali, k
asa lalunya. Siapkan kain juga untuknya dan bakar bajunya yang seka
tegas. "Ya, aku
rsila di sana, Regula memulai ritualnya. Kedua matanya terpejam rapat.
tih yang terpantul dari sinar bulan purnama. Tubuh si gadis
aan dan ketabahan untuk menghadapi badai apapun yang akan menerjangnya karena berusaha mempertahankan
_ __
tubuh gadis kecil yang dibawa oleh Amedeo. Hingga akhirnya Regula mengham
icarakan padamu," kata Regu
menghampiri Regula dan ber
n, hampir seperti cemas. "Amedeo, maaf aku harus mengatakan i
as lelah terdengar darinya. "Apa ka
ertanyaanmu?" Amedeo mengerutkan kening, tida
yang kau bawa itu akan menjadi kehancuran paling mengerikan bagi Kekaisaran
__