Princess Avyanna
h riuhnya pesta dari para lulusan dari Akademi Halion. Sebuah akademi dimana
rmasuk Avyanna, putri Duke Amedeo yang telah menempuh pelajaran selama 3 tahun
dar minum-minum dan berbincang-bincang dengan teman seangkatan yang telah lulus bersama.
ang. "Pesta yan
ertarik. "Kalau bukan karena Ayah yang menyuruhku untuk d
Memperhatikan para bangsawan muda dan anak-anak oran
ilmu di Akademi Halion. Melainkan juga beberapa bangsawan d
da dengan gaunnya itu menangkap sosok pria setinggi 6'2 kaki berdi
Nizam El
g bernama Pervaiz. Sebuah negara yang berada di benua Sahra' yang dipisa
tan yang menawan. Surainya hitam legam dan mata cokelat gelap
n warna emas pada bagian dada dan pergelangan tangan. Untuk menutupi kakinya, dia memakai celana
setelah upacara kelulusan." Avyanna menen
dian berjalan mendekatinya dengan
ak ingin berinteraksi dengan banyak orang.
ahulu." Avyanna memutuskan untuk menghampiri Nizam yang juga tengah mengham
rok dari gaun ungu gelap yang dikenakannya. "Say
ya saya tidak ingin membuat seorang wanita menghampiri saya terlebih dahulu. Lebih baik say
Nizam, membiarkan pria itu mencium jemarinya yang dilap
salam pada put
pertama yang Anda dapatkan sebagai lulusan Akademi Halion tahun ini. Ini pasti sangat membangg
na lulusan terbaik tahun ini adalah orang luar neg
gat tenang. "Lebih memalukan lagi jika tidak me
Avyanna menjawabnya dengan cerdas. "Sudah saya
gkukkan tubuhnya untuk mendekatkan bibirnya ke telin
nda atas lamaran pernikahan yang saya ajukan seminggu
ia tidak nyaman didekati seperti itu olehnya. "Sudah saya katakan sebelumnya,
saya datang kembali dan menanyakannya sendiri? Karena saya sudah
atap lurus ke dalam mata Nizam yang berkilau, hampir kehilangan kes
kan gelasnya di sembarang meja. Tangan kanannya dengan cepa
ingai, sorot matanya terlihat tajam namun berusaha merayu. "Sekali lagi, tidak bai
_ __
Akademi Halion tiba di kediaman Duke Oryn. Setelah di
ucap Avyanna setelah d
yang telah memutih menoleh ke pintu utama. Netra b
a untuk menyambut kedatangan putrinya. Gerakannya
buruk hanyalah, Pangeran Nizam dari Kerajaan Pervaiz yang teru
ratan. "Ayah sudah menolaknya berapa kali, tapi dia masih
sor untuk keluarga kita jika kita menerima lamarannya. Dia juga menjanjikan kau tidak pe
tapi masih melamar, A
yang terkenal pemberani dan kuat. Mereka juga punya ambisi yang tingg
i. Tidak heran jika Nizam tidak berhenti dengan mudah untuk me
tranya yang begitu bersikeras." Avyanna menggeleng pelan, kesal berc
h sangat membanggakan jika bisa menikahi pangeran sekaligus pewaris dari
emeja hitam dan celana kain panjang berwarna putih. Surainya hitam l
begitu saja." Amedeo menggeleng tidak setuju. "Ayah tidak peduli pada hadiah
anna. Sesampainya di depan gadis itu, Jericho mencondon
ekspresikan bahwa dia tidak sena
suaranya, menegur Jericho kare
na dengan ibu jari dan telunjuknya. Mendekatkan wajah mereka, sorot
asakan kuku ibu jari dan telu
am pipi Avyanna. "Lagipula hanya itu hal membanggakan yang bi
buruk, Avyanna. Aku yakin Kak Hazael past
_ __
mbus dinginnya angin malam. Di atasnya, seorang pria bertubuh tinggi besar menunggangi kuda
pnya. Kedua tangannya yang kekar dengan sejumlah urat berwarna kehijauan menggenggam kuat tal
nya memasuki permukiman penduduk. Pria itu me
di malam hari, meskipun sekarang ini berada di benua Milan.
oleh wajah Avyanna yang merengut kesal saat dia menanyakan
lama untuk memberikan keputusan?" Nizam bergumam pada dirinya sendiri. "Bukanny
Apa informasiku yang mengatakan kalau dia a
untuk dapat memiliki Avyanna. Wanita tercantik seantero Kekaisaran B
julukan yang disematkan pada wanita itu. "Cantik namu
prianya?" Sebuah suara berat seorang p
s menarik tali kekang kudanya untuk mengara
nunggangi kuda jantan bersurai cokelat. Jika dilihat dari postur tubuhnya
erius itu. "Sepertinya dia perampok," pikirnya, masih dengan sorot m
juga memakai kain hitam untuk menutupi wajahnya sehingga
Pervaiz karena ratunya telah meninggal." Sosok itu tertawa ringan dengan nada mengejek. "Tidak mungkin bag
ng teracung padanya. "Jaga ucapanmu, bajingan kotor! Segera ti
ulkan keributan di kekaisara
ri kudanya dan menghampiri Nizam tanpa
Nizam hingga terlepas dari pegangan. Saat pedang itu mengudara, dengan cepat sos
wajahnya, menghindari ujung taja
Pangeran Nizam El-Pervaiz," kecam sosok berjubah hitam itu deng
a itu takkan pern
g karena dia memakai sarung tangan kulit saat berkuda tadi. Kemu
tu. "Cukup sudah aku coba berbaik hati padamu. Siapa kau b
tendangan Nizam. Pegangannya pada pedang rampasannya tidak ter
zam dengan kuat. Nizam pun terdorong mu
anannya menginjak kuat perut Nizam, sementara tangan kanannya kembali menu
saat, dia merasa gentar karena aura dominan yang dimiliki oleh pria i
, tanpa rasa tak
a menikah dengan bajingan Pervaiz yang terkenal gem
k hati untuk membiarkanmu pulang ke Pervaiz dalam keadaan hidup." Sosok bermata biru itu memb
almu, pangeran cabul! Kalau aku masih melihatmu disini, akan ku