Princess Avyanna
Cahaya matahari yang terang menimpanya membuatnya
rumput di sekitarnya, kemudian menco
berwarna merah muda yang tersebar. Angin berhembus lembut mempermainkan
iri, langkah kakinya yang telanjang membawanya de
angan kanannya terulur untuk membelai satu bunga, ke
uara seorang wanita menginte
osisinya sekarang, ada seorang wanita berusia 30 tahun yan
selendang kain tile putih polos yang beterbangan ditiup angin. Surainya yang berwarna hitam pekat dib
engalihkan perhatiannya dari wan
as dari wajahnya. Kedua tangannya terulur pada Avyanna, menan
itu. Namun dia tidak berusaha untuk menja
ya. Cantiknya putri ibu," gumam wanit
ngungan. "Ibuku sudah meninggal. Selain
Kau tidak ingat pada Ibu, ya? Tidak apa-apa, Sayang. Suatu hari kau pasti akan ingat. I
a yang wanita itu katakan. Namun, perasaa
itu melepaskan tangkupannya dari wajah Avyanna. "Ini adalah
dan sesuka hatiku? Ini mimpi? Ken
belai pipi Avyanna. "Mungki
yang terjadi pada dirinya. Avyanna mencoba mencubit
enatap ke arah padang bunga, raut muka
rik pelan lengan Avyanna untuk mendapatkan atensi gadis i
Kalung yang akan membawamu kembali pada Ibu dan te
gerti dengan apa yang wanita itu katakan. "Kenapa pula harus aku yang
an diri pada Avyanna, lalu mengecup keningnya dengan lembut. "Jika
kupu-kupu bersayap putih yang beterbangan dari bawah roknya. Kepingan-kepingan itu semakin naik hingg
p. Hawa dingin dan basah menyambutnya. Di depan matanya, kegelapan itu berubah menjadi wa
ak mengerti mimpi macam apa yang k
ubuhnya untuk naik ke permukaan. Perlahan, tubuhnya pun naik hin
_ __
Avyanna! Bang
ersebut bukan suara seorang wanita yang ada di dalam mimpi Avyanna, me
dibawanya duduk. Dia lalu menoleh ke arah jendela yang me
sosok berjubah hitam tengah bertengger di at
rambut dan wajahnya, memamerkan seringainya. Rambutnya melambai kare
ketika. Dia bangkit berdiri dan berlar
ya kau seharusnya berada di Akademi Ancan
kademi Halion. Akademi Ancano berada ibu kota Ancano. Butuh wa
di kekaisaran, dia pasti hanya butuh waktu tempuh beberapa jam. Namun, rasanya tet
arnya mendarat tepat di depan Avyanna, nyaris menabraknya. "Apa ada yang
gaimana bisa kau bisa ada disini? Bukankah jarak tempuh
gkat kesini setelah kelas selesai dan mendapatkan izin. Aku terlampau rindu padam
a, kemudian menciumnya dengan ekspresi memuja
Basilius ini menjadi pendampingku." Hazael tersenyum tipis p
arik surainya yang dicium oleh Hazael. "Kembalilah k
tanya Hazael sarkas. Ekspresinya berubah cepat men
betapa cepatnya beritanya
nya untuk mencari informasi di rum
nya dipalingkan dari Hazael. "Ayah sudah mempertimbangkan semuanya dan h
dengan jawaban tersebut. "Kalau be
Kening Avyann
ael bersedekap, nada bicaranya terdengar kesal. "Dia p
lau dia sedang sangat marah. "Apa kusingkir
azael yang kekar, tatapannya tetruju pada laki-laki it
i!" Suara Hazael meninggi, membentak. "Selain itu, dia juga ingin merekomendasik
rendahan memang selalu memakai cara yang rendahan unt
ggeleng, genggamannya pada lengan Hazael perlahan le
lu aku bagaimana?" Tanpa sadar Hazael meninggikan suaranya, kedua tangannya
-laki itu dapat Avyanna rasakan di wajahnya karena dekatnya jarak me
g menguar dari sana yang begitu memabukkan bagi indra penciumannya. Aroma yang Ha
leh menikah sampai aku lulus tingkat dua. Tunggu aku na
ah karena miliknya diusik orang lain. "Dan saat itu ... tidak akan ada yang bisa m
erlahan pria itu mendekatkan wajahnya
mata beriris ungunya menatap ke dalam mata pria yang telah
Hazael, seringai yang licik. "Tap
ing tidak ingin dia dengar dari kakak sulung. Ja
yanna, kemudian naik ke bibir gadis itu dan membe
fantasi dan nafsu yang menyelimutinya. Lengan kirinya yang kuat melingka
k ada hubungan darah di antara kita, apa yang perlu kita takutkan
_ _
ngah mencari mangsa di tengah kegelapan, menjadi teman suara bagi langkah kaki kuda jantan yang Hazael tunggangi. Menyus
angat gelap. "Sepertinya belum dini hari. Aku harus berhati-hati
Ancano. Izin itu pasti takkan diberikan karena ini adalah hari-hari yang menjelang u
ng saat mengetahui bahwa gadis pujaannya dikabarkan dil
n Pervaiz jika bersama Nizam. Namun meskipun menjadi ratu, dia tetaplah bukan
ya aku khawatir jika ayah terhasut oleh Jericho jika aku tak ada
azael menurun. Dia tidak menyadari adanya ganggu
ba-tiba meringkik hilang kendali, kedua
ang kuda, berusaha mempertahankan keseimbangannya di
hingga akhirnya Hazael pun terjat
ring yang berguguran. Sang kuda yang telah menjatuhkan H
gkit, kemudian memasukkan dua jarinya ke mu
galkan Hazael, menembus kabut putih teba
h itu dengan kibasan jubah yang dipakainya. Namu
kewalahan. Dia berusaha memandang keluar kabut, namun kabut yang tebal itu men
g bisa dia lihat selai
ada sedikit ketakutan terukir disana seiring detak jantungnya ya
rat seorang pria mengejutkan Hazael
menggenggam erat pedangnya dan membalikkan bad
pedang di tangannya pun terlepas dari ge
n kuat dari belakang setelah dia berbalik. Kedua tangan Hazael berusaha meraih
l semakin panik sa
perlahan menghilang dan pandangannya mulai memburam. Kedua tangan yang terus berusaha
ukunya sendiri karena terlalu panik. Darah mulai menggetas dari luka cakar. T
el sempat melihat sosok berjubah hitam yang tiba-tiba berdiri di hadap
mata dengan iris mata ungu mengkilap yang terlihat. Lain
kan di atas kepala laki-laki itu, perlahan menjambak surainya. "Suatu ke