Papa Baru Untuk Anakku
a melihat tubuh Farel yang
-pa
seraknya yang tertahan. Dirinya panik bukan main ke
n cepat Lily menyibak selimut kemudian mengggendong tubuh sang putra dalam
pekik Lily yang sudah
wanita paruh baya muncul dari kamar
rusan kejang-kejang! Kita har
bangunin paman
ari sedang melaju kencang membawa Lily, Farel dan bibinya menuju rumah sakit terdekat. Ber
uangan IGD. Matanya menatap nanar dua orang tenaga med
Dok!" lapor salah s
sudah berada di telinga mengangguk cep
a menjelaskan secara singkat apa yang barusan terjadi. Dia han
bibinya ketika dokter ta
mpai satu jam ke depan ya. Setelahnya ka
pon. Sementara kini sang bibi segera mengajaknya unt
aha menenangkan dirinya. "Paman tadi langsung pulang ke rumah
udah bantuin aku,"
aja. Kita ini keluarga, Ly.
au nanti putranya akan membuka mata. Apa yang harus dia katakan nanti? Keingi
a ya?" tanyanya entah pada siapa. Namun, ucapan tadi
boh, Ly! Bibi saja kalau boleh ditanya sangat nyesel restuin pernikahan kamu dengan si
sak Lily
ng merupakan anak dari abangnya menderita sekarang. Dia enggak nyangka kalau Adrian masih tidak berubah. Se
i. Enggak ada yang harus disesali. A
idak-tidak. Farel itu masih kecil. Belum mengerti permasalahan orang dewasa
m pekerjaan. Jadilah dia tak perlu risau kalau gajinya akan dipoton
," jelas Lily panjang lebar begitu melihat respon terkejut dari anaknya. "Maaf ya kalau tem
menjadi senjatanya tentu tidak akan memberikan kenyamanan penuh seperti yang keluarga mantan suaminy
kutkan," rengek putranya. "Ba
bentar lagi sarapan kamu datang. Setelahnya mama ajak ke taman. Ya hitung-hitung sambil nun
lagi 'kan??" tanya
"Maafin mama ya soal yang tadi malam." Farel han
dekat dengan area parkiran. Banyak pasien berkusi roda yang sedang menghirup udara pag
ke arah yang dimaksud. Farel tak menjawab la
yang baru saja ke luar dari mobil bewarna hitam. Satu alisnya
annya pria kecil itu berlari kencang ke arah tadi. Membuat Lily langs
imbangi gerakan anaknya yang sangat cepat. Mulutnya ternganga
tanpa mengatakan apapun. Tak juga merespon dengan memeluk balik Farel yang tengah menangis
tanyanya kemudian. "Kamu mele
apan barusan. "Papa ke ma
annya berusaha melepaskan dekapan erat sang putra. Sayangnya tind
" isak Farel masih
ria yang dianggap putranya sebagai papa itu deng
n yang mengejek. "Apa kalian sedang ber