Jerat Pesona Ayah Anakku
ni aja? Arka 'kan juga mau ikut
ertama menenangka Arka malah kalah cepat dengan sosok pria yang ada di hadapannya. Barra l
Arka ya? Om 'kan tadi udah jan
ersenyum, seraya mengusap seki
segala letupan yang tengah meluap di hati. Tak menyangka dengan rasa sesak seperti ini, ketika be
n tetapi kenapa sekarang sosok tersebut harus hadir di hadapannya? Ken
Kinerja otaknya benar-benar melambat, apalagi sedari
egitu silakan," u
u. Sungguh, sebenarnya Kara ingin terlepas dari jerat perasaan ini. Akan tetapi sayang, segala perasaan
Pite
Ia masih mengingat jelas bagaimana bentuk rupa sosok tersebut. Tatapannya tajam, rahangnya tegas, h
erjadi setelahnya sangat banyak. Ada banyak air mata yang tumpah, penderitaan, kesaki
belle! Ap
gh
lakangnya. Entah kenapa tenggorokannya semakin tercekat, kala t
t?" lanjut Barra
ra sudah lebih dulu memojokkannya ke tembok. Pria itu benar-benar mengunci pandangannya
ra! Kita ada d
Barra pindai raut wajah ketakutan Kara dari dekat, hingga setelah
rimu, hingga membuat seorang Barra Piterson kebingungan selama bert
amat membuatnya penasaran itu hilang bagai ditelan bumi. Tak ada kabar sedikit pun yang berhasil ia da
kali bertemu denganku, dan itu pun juga kare
ni ia tatap dengan berani. Tanpa ragu Kara mengangkat wajahnya, agar dirinya bi
nya seperti itu p
tidak pernah saling mengenal sebelumnya! Lalu untuk apa saling m
gh
. Ucapan itu semakin membuat Barra emosi, hingga setelahnya ia lan
atang dan pergi begitu saja setelah berhasil masuk
au saja yang hancur?!" sahut Kara
mburu, seiring dengan emosi yang semakin menggulung dirinya. Kedua t
an jauh lebih hancur darimu!" lanjut Kara dengan
ah. Ada banyak kesakitan dan air mata yang selalu menemani hari-harinya, dan hal tersebut
luar tadi hanya untuk membicarakan penyebab kecelakaan Arka, bukan untuk membahas pertemuan sin
ak mau Barra semakin masuk ke dalam kehidupannya, apalagi jika nant
Ia masih mau hidup tenang bersama A
rmi
a itu nampak terdiam pasrah sesaat, sebelum akhirnya berhasil memberhentikan la
indar dariku seperti ini? Apa ada hal yang kau tutupi da
Kau itu terlalu percaya diri, Barra! Aku sama sekali tidak menghinda
epat, yang seketika berhasil mem
yang ketika baru saja ia hendak kembali melangkah maju untuk menemui Arka di dalam, tiba-tiba sa
n pernah coba-coba sekali pun, kau mencegahku untuk dekat dengan anakku sen