Jerat Pesona Ayah Anakku
k menjalin hubungan serius dengan siapa pun! Ak
gh
aja pada sebuah kursi tanpa arti setelahnya. Sang pemilik ponsel nam
aku lagi?!" ujar pria itu tak tahan,
pagi ini. Dirinya yang sedari tadi bersusah-payah untuk fokus agar bisa segera sampai
ampai saat ini dirinya belum sanggup berkomitmen serius lebih jauh lagi. Masih ada banyak hal yang dipikirka
kau!" geramnya tertahan seraya
a semakin maju. Ia terus menerobos jalanan sepi di depannya tanpa ampun. Hingga tak begitu menyadari,
tag
nn
*
kota. Sedari tadi dirinya tak berhenti melihat ke sekitar, mencari keberadaan sang anak dengan doa yang selalu teruca
jadi? Kara tak tahu bagaimana kronologis jelasnya, karena si pemb
mana ya?" tanya Kara dengan n
ti area yang dipijaknya semakin jauh dan sepi. Namun pada akhirnya, Kara bisa b
ng V
h meminta perawatan yang terbaik di rumah sakit ini," je
hendak membuka pintu yang tengah tertutup itu. Di dalam hati, ia masih t
hal lain. Kedua netranya membulat tak percaya, saat melihat keberadaan
umamnya pelan, seraya menceng
luruh tubuhnya membeku, hingga kedua lelaki berbeda usia itu m
longin Arka!" tegur anak kecil itu lebih dulu den
ka membuncah di hatinya. Walau sebenarnya belum siap untuk bertemu dengan pria itu, akan tetapi ia sadar bahwa tak akan b
pa? Kenapa tiba-tiba kamu bisa jauh dari Bunda tadi?" tanya
agi. Tapi ternyata, nyebrang jalan itu susah Bunda! Arka enggak sabar nunggu mobil dan motor
i lutut Arka, Kara pun langsung mengusapnya hati-hati. Ia tentu tak sampai hati mem
a ya?" tutur Kara sambil menatap manik cokl
al lain, yaitu seseorang yang sempat membuatnya terpesona hingga terjatuh dalam jeratannya. Akan tetapi terle
n khawatir lagi ya? Arka janji deh, enggak akan seperti ini lagi!" Arka tersen
lagi! Kalau Arka mau ke mana pun, Arka harus bilang ke bunda. Kita harus selalu sama-sama
nda! Ark
ini, Kara memang tak bisa membalas apa-apa lagi. Ia tak tahu harus marah atau bersyukur sekarang, ka
udah nolongin Arka! Om itu yang udah buat Arka enggak nan
Dahi Kara menge
a Om Baiknya!" sahut Arka yang semakin me
lik pipi tembam tersebut juga meraih tangan besar pria yang ada di hadapannya. Dengan seutas senyum sumringah, ia menyatukan kedu
rka! Namanya Bunda Kara!
atanya, seolah menyiratkan sesuatu yang sangat jauh dari dugaannya. Apalagi setelahnya sos
kalau pertemuan ini membuat
ta bicara