Seatap Dengan Maduku
n di ruang IGD. Hingga tiba-tiba seorang p
saat itu melihat Tasya dengan pakaian rapi. "Mau kemana pun aku itu bukan urusanmu, lebih baik kamu pikirkan saja bagaimana caranya agar kamu bisa sembuh dan tidak merepotkan ku," jawab Tasya sambil menatap mata Yoga. "Ma-maafkan aku Ta-tasya, aku janji akan se-segera sembuh." Yoga berusaha berbicara walaupun dengan terbata-bata. "Baguslah kalau begitu, aku akan menunggu kesembuhanmu." Tasya yang saat itu duduk di hadapan Yoga terlihat langsung berdiri saat mendengar suara klakson mobil. Rian yang selama ini menjadi kekasih gelap Tasya kini sudah ada di depan rumah. Yoga yang saat itu tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menangis saat melihat Tasya mencium bibir laki-laki itu. Laila yang baru saja datang terkejut saat melihat kemesraan Tasya dengan Rian. "Astagfirullahaladzim, Tasya." Setelah beberapa saat melihat ke arah Tasya, Laila langsung duduk di hadapan Yoga. Dengan lembut dia mengusap air mata sang suami dengan tissue yang ada di tangannya. Perasaan cinta yang besar dari Laila kini terlihat jelas saat Yoga menderita sakit parah. "Kamu yang sabar ya, Mas. Aku yakin suatu hari nanti kamu pasti akan sembuh," ucap Laila sambil mengusap air mata Yoga. "Ma-maafkan aku Laila," ucap Yoga sambil menatap Laila dengan lembut. "Kamu tidak pernah melakukan kesalahan apapun, Mas. Aku adalah istrimu dan akan selamanya menjadi istrimu," ucap Laila sambil tersenyum. Hari-hari berat dilalui Laila, hampir 24 jam Laila tidak dapat memejamkan mata dengan nyenyak. Yoga yang selama ini tidur dengan Tasya kini kembali tidur satu kamar bersama Laila. Bukan karena permintaan Yoga, melainkan atas permintaan Tasya yang tidak ingin istirahatnya terganggu oleh Yoga. Hampir 2 tahun Yoga menjalani hidup dengan kondisi stroke. Jangankan untuk bergerak, untuk berbicara saja dia tidak mampu. Segala pengobatan dan terapi sudah dilakukan, bahkan pengobatan tradisional dengan biaya termahal pun telah dijalankan. Namun, hal itu tetap tidak dapat membuat Yoga pulih. "Tasya, mau kemana kamu?" tanya Laila yang saat itu melihat Tasya membawa barang-barangnya. "Aku akan pergi dari rumah ini, karena aku tidak bisa hidup dengan laki-laki lumpuh seperti Mas Yoga," jawab Tasya sambil menoleh ke arah Yoga. "Tasya, a-aku mohon be-berikan aku kesemp