icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Modal Dusta

Bab 2 Tulang punggung

Jumlah Kata:1097    |    Dirilis Pada: 18/01/2024

b

tak Mas Haris sambil merampas

ar banget kamu,

Isi chatingan dengan berondong itu belum sempat k

mu kok mati?" t

lowbat," uc

itu Mas ingin tahu dengan siapa

gambil charge di kamar, kuperhatikan gerak-gerik Mas Haris. Aku

ing

Mas Haris masih duduk didekatku s

?" aku terlompat kaget

jadul jadi agak lama mengi

jalan ke dapur sepertinya hendak buang air. Kesempatan ini takku sia-si

cau. Keasikan fokus melihat televisi, Mas Haris sudah be

u, enggak perlu kamu bertema

ngamuk gak jelas. Memang apa sih ruginy

etiap ada pertemuan. Apa kamu gak malu bergaul dengan m

membahas itu. Tak masalah juga

hat kamu bergaul denga

eperti ini, kenapa baru sekaran

uring-uringan. Sering marah tanpa alasan. Akhirn

u harus bantu untuk menca

mu bicara seperti i

a terlilit hutang. Modal jualan di

ku kaget me

membuka usaha. Kamu kan bisa masak, jad

dulu, Mas! Mau buat usa

si untuk sarapan pagi atau m

ama punya keinginan untuk berdagang. Mungkin ini jalan Tu

*

harin

siapa?" tanya Diah, ana

ikannya untuk

an apa?" tanya Dima

jualan nasi," jawab Ma

awa langsung ke kios dengan menggunakan mobil pik-up

tiba-tiba. Setelah kujelaskan masalah sebenarnya, mereka men

teling langsung dinaikkan ke atas pik-up.

karena itu tanggung jawabnya. Ibu takut Ayah kalian terlena, nanti sesuka hati saja memberikan

ir saja kalau sudah berjualan, aku pasti repot dan sibuk. Otomatis perhatian j

bilang sesuatu

pa, Di?" tany

beli motor tapi bayarnya dengan cara menc

menyusul ke warung Ibu. Sekalian membantu j

itu cukup untuk membayar cicilan

rang Diah mengajar les priva

n menambah rejeki kamu, agar lancar nia

lung Diah hendak masuk kuliah, sedang Dimas tahun depan masuk SMA

a mental. Jadi berdampak buruk terhadap perkembangan jiwanya. Semua keluhannya wajib didengark

*

pipih itu kusimpan di dalam tas sandang. Cara ini menurut

datangkan berkah tersendiri bagiku. Perlahan warung nasi mula

a dugaanku meleset. Mas Haris mulai dilanda cemburu tiap aku meladeni pembeli laki-laki. Di

pembeli, jangan suruh ak

ni melawan sekarang!"

datang ke warung. Siapa saja bebas makan

u ramah dengan pembel

senyum tiap meladeni pembeli. Itu yang

terus, Niki!" ucapny

cepat menghabiskan sisa makanannya. K

melihat kelakuan kamu," cecarku. Mas

an kamu yang bayar uang spp d

mu, Mas. Jadi penghasilan kamu u

ahnya. Kamu kan udah jualan jadi biaya da

mu harus berikan tanggung jawab s

lihat kios ini, modalnya semakin habis. Untungnya un

, kita semua jadi susah. Aku tak mau dijadikan tulang pu

ucapan Mas Haris. Emosiku keluar begitu saja mungkin selama ini hanya bisa d

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka