icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SAMSARA

Bab 2 Dua

Jumlah Kata:1518    |    Dirilis Pada: 18/01/2024

r d

gikuti ke mana pun aku pergi. Saat pulang sekolah, berang

seseorang yan

a---tidak secara langsung, tapi

ia ada di mana-mana. Bahkan ak

mpai sekarang aku bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya. Tapi jika da

ah kapan dan di mana. Aku merasa sosok serba hitam itu tidak asing buatku. Dan ini

a, kapan,

*

am. Udara terasa

biasanya, jalan yang biasa membawaku pulang ini tampak

sekeliling. Bahkan Pak Joko dan Pak Adi, petugas hansip yang biasa ja

Kenapa tidak ada seorang pun di luar?

gkin orang-orang malas keluar karenanya. Aku yang seka

.. Drt

di saku jaket bergetar. Seger

a pesan

5 ya! Temen kuliahku main ke rumah nih.

atu biasa aja buat kamu.

2 bungkus krup

a dari

ati S

, K

cepat me

embali ke jalan utama untuk

erang jalan setelah lampu merah di pertigaan jalan yang berjarak tiga puluh meter dari tempatku berdiri menyala. Padahal, sedari tadi aku sudah berdiri di

asa aja. Sama krupuk dua bungkus. Cepet ya, Mbak!" kataku pada seorang pen

Rama itu disiapkan karena dari awal me

juga banyak yang berdiri sepertiku. Menu

belas menit menunggu,

u menerima krese

uk dua bungkus. Semua jadin

embar uang sepuluh ribu, dan selembar uang lima ribu da

ih ya,

a-sa

goreng dan krupuk di tangan

tadinya jalan ini masih ramai saat aku kembali

telah dua puluh lima menit saja jalan ini menjadi sesepi ini? Lagi pula, jalan ini hanya sekitar dua

kan bahu masa bodoh d

h .

cang tiba-tiba mener

utup mata merasakan udara

nti lama-lama, aku kembali menga

atus langkah dari sini tepat setelah sebu

h .

erpa tubuhku. Kali ini terasa lebih dingin dari sebelumnya. Lalu dari

e

, tidak ada siapa-siapa. Padahal a

g beberapa hari ini mengikutik

ra kalau dia sudah berhenti mengikutiku, tapi nyatanya, aku

berjalan. Tidak lama, suara langkah

. Dia d

ar semakin jelas di telingaku. Tanpa menoleh,

merasakan kehadirannya ya

a ...

ertigaan jalan menuju rumah, k

u

asa kulihat mengikutiku me

tudung di kepala yang kemudian mengh

bisa menemukannya. Namun, dia memang sudah tidak terlihat lagi. Hanya ada

bisa terima jika aku kemba

ngan

berteriak kenca

apa

ke atas tempat bayangan

angan jadi

embali berteriak, berharap bayangan hitam

as. "Tunjukkin diri sekarang! Kena

pegangan tangan kiriku pada bungkusan

ain aku masih bisa merasakan pengawasan dari sosok itu

emang ingin me

berhenti ngikutin gue! Gue nggak peduli sama apa pun permainan yang lagi lo mainin siapa pun lo.

ercipta

ian masih tidak

tinya memang tidak mau k

benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaanny

u di atas langit dan sebuah bulan yang bersinar m

.. Drt

yedot atensiku kembali. Aku mengeluarkannya

Ra

sama temen-temen udah lap

anya. Gara-gara bayangan hitam itu, aku sampai lupa

n segera mengayunkan l

h .

ukup kencang menerpa tubuhku. Kali ini dari

ti untuk berbalik dan

sosok hitam besar berdiri di sana. Api berwa

angi sorot cahaya dari lampu. Namun aku tahu, dia bukan bayangan hitam yang b

acungkan salah satu tangan apinya ke udara, s

ihat apa yang dia lakukan. Namun, kedua kakiku

osok itu yang terlihat sudah mau menye

berusaha mengumpulkan keberanianku. Aku tidak boleh ta

ya aku a

e

am muncul di sampingku, kemudian dengan kecepatan cahaya, ia

han udara. Lalu saat sosok besar yang berdiri di seberang kami melemparkan apinya, cahaya berwarna biru k

rbelalak menyaksikan peris

sosok hitam besar yang baru muncul di depanku itu

CITRA

saat sebuah suara tiba-

kemudian secara ajaib, aku mendengar suara i

AT P

u terden

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka