SAMSARA
r d
gikuti ke mana pun aku pergi. Saat pulang sekolah, berang
seseorang yan
a---tidak secara langsung, tapi
ia ada di mana-mana. Bahkan ak
mpai sekarang aku bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya. Tapi jika da
ah kapan dan di mana. Aku merasa sosok serba hitam itu tidak asing buatku. Dan ini
a, kapan,
*
am. Udara terasa
biasanya, jalan yang biasa membawaku pulang ini tampak
sekeliling. Bahkan Pak Joko dan Pak Adi, petugas hansip yang biasa ja
Kenapa tidak ada seorang pun di luar?
gkin orang-orang malas keluar karenanya. Aku yang seka
.. Drt
di saku jaket bergetar. Seger
a pesan
5 ya! Temen kuliahku main ke rumah nih.
atu biasa aja buat kamu.
2 bungkus krup
a dari
ati S
, K
cepat me
embali ke jalan utama untuk
erang jalan setelah lampu merah di pertigaan jalan yang berjarak tiga puluh meter dari tempatku berdiri menyala. Padahal, sedari tadi aku sudah berdiri di
asa aja. Sama krupuk dua bungkus. Cepet ya, Mbak!" kataku pada seorang pen
Rama itu disiapkan karena dari awal me
juga banyak yang berdiri sepertiku. Menu
belas menit menunggu,
u menerima krese
uk dua bungkus. Semua jadin
embar uang sepuluh ribu, dan selembar uang lima ribu da
ih ya,
a-sa
goreng dan krupuk di tangan
tadinya jalan ini masih ramai saat aku kembali
telah dua puluh lima menit saja jalan ini menjadi sesepi ini? Lagi pula, jalan ini hanya sekitar dua
kan bahu masa bodoh d
h .
cang tiba-tiba mener
utup mata merasakan udara
nti lama-lama, aku kembali menga
atus langkah dari sini tepat setelah sebu
h .
erpa tubuhku. Kali ini terasa lebih dingin dari sebelumnya. Lalu dari
e
, tidak ada siapa-siapa. Padahal a
g beberapa hari ini mengikutik
ra kalau dia sudah berhenti mengikutiku, tapi nyatanya, aku
berjalan. Tidak lama, suara langkah
. Dia d
ar semakin jelas di telingaku. Tanpa menoleh,
merasakan kehadirannya ya
a ...
ertigaan jalan menuju rumah, k
u
asa kulihat mengikutiku me
tudung di kepala yang kemudian mengh
bisa menemukannya. Namun, dia memang sudah tidak terlihat lagi. Hanya ada
bisa terima jika aku kemba
ngan
berteriak kenca
apa
ke atas tempat bayangan
angan jadi
embali berteriak, berharap bayangan hitam
as. "Tunjukkin diri sekarang! Kena
pegangan tangan kiriku pada bungkusan
ain aku masih bisa merasakan pengawasan dari sosok itu
emang ingin me
berhenti ngikutin gue! Gue nggak peduli sama apa pun permainan yang lagi lo mainin siapa pun lo.
ercipta
ian masih tidak
tinya memang tidak mau k
benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaanny
u di atas langit dan sebuah bulan yang bersinar m
.. Drt
yedot atensiku kembali. Aku mengeluarkannya
Ra
sama temen-temen udah lap
anya. Gara-gara bayangan hitam itu, aku sampai lupa
n segera mengayunkan l
h .
ukup kencang menerpa tubuhku. Kali ini dari
ti untuk berbalik dan
sosok hitam besar berdiri di sana. Api berwa
angi sorot cahaya dari lampu. Namun aku tahu, dia bukan bayangan hitam yang b
acungkan salah satu tangan apinya ke udara, s
ihat apa yang dia lakukan. Namun, kedua kakiku
osok itu yang terlihat sudah mau menye
berusaha mengumpulkan keberanianku. Aku tidak boleh ta
ya aku a
e
am muncul di sampingku, kemudian dengan kecepatan cahaya, ia
han udara. Lalu saat sosok besar yang berdiri di seberang kami melemparkan apinya, cahaya berwarna biru k
rbelalak menyaksikan peris
sosok hitam besar yang baru muncul di depanku itu
CITRA
saat sebuah suara tiba-
kemudian secara ajaib, aku mendengar suara i
AT P
u terden
sam