icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SAMSARA

Bab 5 Lima

Jumlah Kata:1238    |    Dirilis Pada: 18/01/2024

kunaiki saat jam di pergelangan ta

sekitar dua ratus meteran dari sekolah dalam lambung sebuah angkot ibu kota yang

an tadi saking buru-burunya. Sudahl

esibukan macam apa. Akhir-akhir ini ia selalu menyuruhku berangkat sekolah sendiri. Jadi untuk mengeh

lumayan sepi. Beberapa anak tampak berlarian menuju k

soal itu! Yang jelas, tongkat kayu itu sudah banyak memakan korban selain aku, karena selama ini aku tidak pernah datang terlambat. Dan hari ini, ak

tan lariku saat suara mot

tiba-tiba sebuah suara decitan

it

arna hitam berhenti beg

, menabrak, dan bisa jadi melemparku. Tepat dari sisi kananku yang sekarang berdiri m

ak saja rasanya. Untuk sejenak, aku

asih baik-baik saja dan masih mampu m

nya, seorang cowok dengan jaket kulit dan helm fullface berwarna hitam senada dengan jaketny

elm sialannya itu malah tampak santai di atas motornya? Memangnya dia merasa semua baik-baik sa

etukku pada cowok misterius yang mengendara

tu hany

ihat saja bagaimana keanehan sikapnya yang hanya bergeming setelah apa yang baru saja terjadi. Namun, di sisi lain aku segera merasa sangsi a

napas. "Untung gue ngg

folio berisi tugas milikku yang berceceran di tanah, lepa

nya, aku kembali menatap cowok berjaket hitam. Seperti s

ngomong, ya?" t

i kebutuhan khusus. Tetapi, bisa saja, kan, orang yang tak bisa bicara tetap sekolah di dalamnya karena terlahir sebagai anak orang kaya

ngkin untuk orang-orang yang punya ku

ya lo minta maaf meski nggak turun dari motor lo," kataku belum bisa terima aka

tap diam sep

sikku untuk ke sekian kali. Kecurigaanku bertambah kali ini.

tap tajam ke a

e-nya secara tiba-tiba. Masih mengenakan jaketnya, i

ikit te

ahan jika untuk ukuran pemuda sepertinya, karena ya, bibirku saja yang notabenenya seorang perempuan baru bisa semerah itu jika memakai liptint dan teman-temannya. Rahang cowok itu t

ang kamu piki

ggelengkan kep

erogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah

merah dari dompetnya kemudian meraih tanganku dengan tiba-tiba. Menggenggamkan lembaran-lembara

gang di tempat se

yang baru s

dapatkan kembali kesadaranku kemudian

datar yang entah bagaimana tetap bertahan saat keruta

" desisnya hampi

. Jujur, aku langsung ingin meledak saat ini. Emosiku tersul

Dia pikir semua hal b

ntuk menarik napas dalam d

erlihat seperti cebikan sekarang. "Gue nggak perlu uang lo," lanjutku saat mel

likin uang ini ke elo." Aku menarik tangan cowok i

kaget dan bingung. Namun, secepat itu juga wajah yang tak kupung

k aneh! Ak

a sejumlah uang," lanjutku sembari menatap sedikit tajam, "karena maaf itu, nggak akan pernah bisa dibeli. Nggak peduli sebanyak apa pun uang yang lo

egera berlalu meninggalkan cowok yang menur

semua kata-kataku. Tapi aku sudah tidak ingin peduli lagi. Sudah cukup bagiku menyimpulkan dalam kepala kalau co

malah memuji

ya itu jauh berbeda dengan cowok di kartun-kartun anime yang kusuka karena

ai aku berurusan lagi

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka