SAMSARA
ms
ahiran kembali) yang berulang-ulan
*
un, sebelum kejadian-kejadian aneh menimpa dirinya, juga sebelum Erland Altair Januar, se
yak disebut 'kecelakaan' dengan Laras sebagai korban dan Erland sebagai pelaku. Dan untuk
yangan Hitam yang terus me
unjukkan wajah aslinya yang ada di balik tudung dan selalu
g terjadi padanya h
erihal
ihal Baya
i t
nya n
ya karena semua hal aneh yang
*
antara batas sa
Siapa
ran bagaim
an, semerdu desir angin, atau
ihat samar-samar seperti a
ni, tapi aku terusik karena
gapi dan kesendirian re
dan
nya dala
*
antara batas sa
Siapa
ran bagaim
an, semerdu desir angin, atau
ihat samar-samar seperti a
ni, tapi aku terusik karena
gapi dan kesendirian re
dan
nya dala
*
uga Sati. Mau panggil aku apa, itu terserah kalian. Karena dipanggil apa pun ak
yang memanggilku Sinta. Mereka adalah teman-teman masa kecilku. Dan soal Sint
an karena cinta. Keduanya sama-sama dijodohkan oleh orang tuanya masing-masing
Kakakku, Rama Manggala, dan aku, Larasati Sinta. Di
bangku kelas satu SD. Kalau tidak salah masih berumur tujuh tahun, sedangkan Kak Rama sembilan tah
ekolah adalah hal yang sangat menyenangkan karena di sekolah dapat bertemu banyak teman. 'Purek' istilah Jawanya. Merajuk. Aku tidak mau makan da
sa menerima perceraian itu. Berbeda dengan Kak Rama yang langsung meng
. Dan aku tahu, mereka lebih bahagia setelah itu, kare
sekali saja, aku tidak pernah merasa kekurangan cinta dan kasih sayang dari keduanya. Aku yakin Kak Rama juga mera
menikah dengan seorang wanita yang dulu menjadi kekasihnya, Tant
bertiga saja bersamaku dan Kak Rama. Mama beralasan tida
u. Seorang bayi laki-laki tampan yang kemudian diberi nama
ruk terjadi. Mama jatuh sakit da
nker darah. Sudah stadium 4 sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan hingga akhirnya Mama meninggal. Dan di saat terpuruk itu, Tante Gita yang akan selalu menemaniku da
i situ saja ce
idak memanggil Tante Gita denga
esmi menikah dengan Papa. Namun, Tante Gita melarang dan mengatakan kalau hanya mamakulah yang berhak
a berdua sebenarnya berat meninggalkan aku dan Kak Rama sendirian di kota ini. Tapi mau bagai
rus tetap pindah ke Surabaya, tempat orang tua T
erkunjung saat sedang ada pekerjaan di kota ini dan di kota-kota lain sekitar Jawa
kakku. Kakek dan nenek dari pihak Mama sudah lama meninggal sedangkan semua saudara Mama tinggal di luar negeri. Mereka jarang berkunjung setelah Mama meninggal, bahkan tidak
a aku belum menceritakan apa p
edikit. Panjang juga sih sebenar
h yang lebih kecil dengan biaya perawatan yang lebih murah daripada rumah yang sebelumnya menggunakan uang hasil penjualan itu den
tu satu tahun belakangan. Yah, apa lagi kalau tidak belajar hidup mandiri dan karena merasa tidak enak sebab terus meminta pada Papa untuk kebutuhan-kebutuhan l
uda. Salah satu sekolahan elite dan bonafide yang berisikan a
Aku hanya tidak ingin terlalu bergaul dengan anak-anak itu. Bukan karena mereka jahat atau bagaimana. Namu
ada kugunakan untuk sekadar bersenang-senang. Lagi pula kasihan Papa yang sudah bersusah pay
as berada di atasku, aku tetap memiliki beberapa teman dekat yang bisa juga dibilang sahabat. M
ku, sedangkan Gini dan Alina, keduanya duduk tepat di meja depanku. K
sa cukup. Kem
il apa. Entah itu Laras,
tu semua ad
Kenapa seseorang mema
gan seseorang yang bernama Citra. Seolah-olah, Citra adalah orang yang begitu dekat denganku di masa lalu. Pad
ng misterius yang memanggilku dengan
hiran adalah Laras. Bukan Citra. Tapi, kenapa aku
pakah aku mengenalnya? Apakah
a tidak segera mengetahui
a me
sam