Gairah Jantan Mafia Kampus
gedung UKM. Tak ada hal yang men
online di hpku sementara Haris sedang asik
lainnnnn..... di
lain sedang menghayati suara mereka masin
hingga tiba – tiba aku
eriakan seorang mahasiswa yang s
mahasiswa tadi.. Tiga orang mahasiswi dengan penampilan y
ketiga mahasiswi itu. Namu
nuju ke arah pintu, dia
yang berada di sebelah Intan kepada mahasis
ermain kartu bersama Haris malah balas menge
mahasiswa yang tadi sibuk bernyanyi
iakan dari mahasiswa lain yang saat itu j
gedung UKM. Aku masih terdiam, lalu kembali menatap layar hapek
n melangkah me
ucapku kepada Haris yang
wajahnya untuk
rapa?" jawab Haris tidak
at," celetuk seorang mahasiswa
balasku berbohong agar ti
ucap Haris lalu kembali m
apku sambil melihat ke
*
pagar untuk meraih selotan gerbang.. Tiba-tiba aku mendengar banyak s
gga. Seorang pemuda baru saja sele
cahnya," ucap p
tu orang pemuda la
erdiam meli
empat pemuda yang sedang berdiri di dekat tangga. Aku me
u santai sambil berjalan
mereka berubah. Instingku bekerja, aku menari
salah satu dari mereka s
hingga pria pertama melewati pagar dan de
tengil," ucapnya sam
menepisnya, lalu dengan keras mendorong tangan kir
kepalan tanganku bera
jatuhkan tubuhnya ke aspal sambil memegangi leher
edua melihat temanny
ke kiri, memberikan jalan untuk yang lain. Sesaat k
cepat, aku juga menarik tangan kanan ke belakang, sambil menggerakan wajahku sedikit ke samping. Kami ber
pukulan ke arah wajahku. Reflek, aku menaikan tangan kiri untuk melindungi wajah. Pukulannya tertahan d
ntur dengan jok motor. Aku menyadari kesalahanku saat merasakan benturan keras di area perut.
rutku terasa sesak akibat tendangan pria ke empat,
ah satu dari mereka, saat a
ggungku terasa nyeri karena bergesekan dengan body motor. Sekarang posisiku sudah tak lagi be
melihat ke
ang masih berdiri, sementara pria kedua suda
an, emosi akibat mera
jongkok. Aku melihat kesempatan. Dengan segera aku menghentakan kedua kakiku dengan ta
pundakku mendarat semp
ku langsung menindih perutnya, walau tubuh bagian kananku ter
. "Aaggghhhhh"
endorong tubuhku hingga sedikit terpental ke bela
ng menggeser tubuh
ncang sambil memiringkan ba
pria terakhir, wajahnya terlihat segan menatapku, namun ia tetap bergerak
al sambil memajukan tang
a tangannya. Wajahnya terlihat panik. Aku segera menarik t
saat tanganku beradu
tetap menggenggam kerah bajunya dengan kua
mpun, Bangg
narik tanganku. Lagi-lagi pukulan
ya setelah mener
a melihat bercak darah mulai kel
eriakku sambil kembali menari
dengan sangat kuat, juga melep
ran antara tangank
up jauh, bahkan mendar
asih terseret hingga akhirny
ina saat melihat setengah bad
erti huruf C sambil memegangi leher. Pria kedua, terbaring lemas di depan pagar
rangkak sehingga tetesan darah terlihat mengalir deras dari wajahnya. A
Teriakan seorang wanita di saat aku
rnyata ibu pemilik kost sudah b
i duluan, Bu," uc
YANG BERANTEM!
ian melangkah
kan yang di jebol sama mereka?" tany
rah spion dan membenarkan posisinya
dingan kamu gak usah ngekost di si
lihat ke arahnya. Perlahan aku mulai berja
samping ibu kost yang sedang berdiri di depan pa
, aku melihat pintu kam
mengetahui apa sudah
nku sudah berhamburan di lantai. Namun satu hal yang
ekali tak memberikan respon. Pasrah, aku menutup laptop Kak Tiara lalu memasukann
ar, memasukan kunci kamarku pada selot ga
keluar pagar, sempat ku lihat pria ketiga yang tadi menjadi lawa
ang. "Bilangin sama si Andre, kalau berani dan merasa dirinya
sebut sambil mendorong lut
lakang, namun pria
elan kemudian melang
*