Gairah Jantan Mafia Kampus
kam
ng tiba, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat ke kampus walaupun waktu masih menunjukan sekitar jam 7 pa
elangkah masuk menuju ruang perkuliahan. Di dalam ruangan, aku m
yang berada di bagian paling belakang, kemudian mengeluarkan ponsel dan
ang yang menarik perhatianku, memasuki ruangan dengan anggunnya menggunaka
ta
nurunkan badannya duduk diatas kursi. Namun disaat yang sama, Intan melihat ke arahku, mata kami saling bert
ngin rasanya aku menghampiri untuk berbicara dengannya, nam
durnya] Isi pesan dari Kak Ti
haha. Kak Tiar
ke kampus
i kampu
nget, anak
sendirian
Tak terasa waktu berlalu, dosen pengajar sudah masuk ke dalam kelas, dengan seger
^
utnya," ucap dosen menandakan te
liahnya, begitu juga denganku. Setelah selesai, aku sempat melihat ke arah Intan yang mas
erbasa basi ketika berad
nak meliha
s Intan sambil
d pertanyaan bercandaku selay
, Tan?" ta
iasa makan
O
stru memalingkan wajah dan ke
u ya Tan," ucapku sambil mengger
wab Inta
k dapat berbicara lebih lama dengannya atau bahkan menikmati makan siang be
*
kan
u terpaksa harus rela berdesak – desakan untuk membeli makana
rhasil membe
eja yang sudah disediakan dan memilih berjalan keluar area kantin untuk dapa
ea kantin, aku melihat seorang pria
nku. Aku terus mengambil langkah ke depan, begitu juga dengannya. Jelas tak ada
akanan. Sontak aku mengambil satu langkah ke samping
watiku den
ara yang rupanya sedang berjalan di belakang Andre. Kak Tiara mel
berhadapan denganku tadi, Andre sama sekali tak menatapku dalam, ia sempat membalas tatapanku namun langs
rea kantin, aku memilih untuk duduk di pinggir trotoar, tempat dimana memang banyak mah
aku meletakan piring di atas aspa
di luar sih?] Isi p
alam, bukannya
agi asik ngobrol
. awas ke
kenapa? Takut?] Kak
yum sinis
rahin pacaranya]
apansi
wkw
incaraan dengan han
Kak Tiara sudah tak membalas, aku bangkit berdi
*
gedung pe
ternyata sudah ramai oleh mahasiswa, nam
ja coy!" Sebuah teriakan
ang. Aku memang memiliki jadwal yang sama dengannya hari ini, itulah mengapa aku meminta ti
aku melangkah
ini!" ucap Haris dengan enaknya mengu
terlihat sangat culun itu
kalan masuk lu har
n gua bon
di atas meja lalu du
us gimana lu jadinya
l j
rahku untuk membuang sensas
Takut lu ya?"
tersenyum
itain gua takut lu sange," jawabku
kini mulutnya sedikit menga
alas Haris malah sambil
kepo k
ing emang l
ekatkan kursinya ke arahku, be
. jadi gi
enai kejadian kemarin, bahkan mungkin lebih dari sedikit, karena
seru Haris setelah
k percaya dengan apa yan
susah buat ngehindar, Ris
memalingkan wajahnya melihat ke arah depan k
*
gedung pe
ongkrong benta
banget g
pengen ke rumah T
lah,
u. Aku mengeluarkan ponsel dari kanton
a pesan
ku ke kantong celana lal
h," ucap
balas Haris sambi
rjalan ke arah gedung UKM, begitu juga den
*
an ged
an keberadaanku yang padahal merupakan wajah baru di tempat ini. Entah berapa jam telah aku
ihat sudah
belakangku, bermain kartu dengan tiga mahasiswa lainnya. Sementara aku se
g dulu gua," ucap H
is sedang berdiri dan melangk
." Sebuah suara lain
rsebut berasal dari seorang senior yang sed
bohong untuk menolak, karena sebenar
las, aku kembali fok
bebera
ni bentar!"
Haris sedang berdiri pers
as namun tetap berdiri d
us berjalan mengikutinya. Haris masuk ke dalam ruangan dengan tulisan wc di depan pintu