Makmum Kedua Suamiku Sahabat Baik ku
yah tengah menyiram tanaman di halaman rumahnya. Terlihat dia sangat bahagia melihat semua
an salam dengan lembut, sembari tersenyum
dengan nada lembut, dan senyuma
sa. Sebab, ia sedikit ragu mengungkapkan sesuatu ya
i biasanya Difa gugup di hadapannya. Namun, ia masi
akah di dalam ada suamimu?" tanya Difa de
u semua baik-baik saja. Kemudian, mereka bergegas masuk ke dalam dan duduk di
ng, saat melihat tatapan suaminya untuk sang sahaba
ucap Putra dengan tu
dia melirik sekilas ke arah Difa. Hatinya benar-benar kacau, piki
apa, Mas?" tany
pikirannya terjadi. Aisyah benar-benar gelisah i
seperti kehilangan oksigen dan menerka-nerka mereka memiliki hubungan
tra sambil memegang tangan Difa denga
a dengar barusan dari mulut sang suami yang ingin menikah Difa. W
Sedangkan wanita itu sudah terisak-isak mendengar suaminya ingin menikahi Dif
lagi. Apakah alasannya. Mengapa mereka
ah lirih, dengan nada ber
in berucap jujur. Sebab ia takut Aisya
air matanya mulai mengalir deras me
akan sangat menyakiti hati Aisyah. Kemudian, dia meliri
sakan kesucian wanita
nya akan menikah karena kekurangannya itu. Padahal, Putra tahu ia ke
menjadi keputusanmu. Lalu, mengapa sekarang mempermasalahkan itu?" tanya Aisyah den
a, mereka merasa bersalah sudah men
ianku Mas. Tetapi, semua sudah terjadi. Aku di
am kelam tiga tahun lalu, saat dirinya dijebak orang yang t
i kamar hotel tanpa sehelai benang dan bercak
sudah membuat suamimu jatuh cinta padaku," uj
menjadi teman curhat. Namun, wanita itu malah masuk
, Aisyah memilih masuk ke dalam kamar untuk menenangkan
an Asiyah," ujar Difa pelan, merasa bersala
alam kamar dan melihat Aisyah menangis tersedu-sedu. Jujur ha
Sebab, sangat yakin ingin menikahi Difa. W
," ujar Putra lirih sam
ai. Sebab, mereka sudah lama bersama. Namun, sang suami
, semua sudah terjadi! Bahkan, kita sama-sama t
ancur saat mengetahui kesucian Aisyah diren
ahnya saja tidak! Apakah ini penyebab kamu tidak mau menyentuhku?" t
ah cantik Aisyah, wanita itu mencoba mengatur napasnya.
Aisyah semakin terisak-isak. Karena, sang suami tidak pernah
sam