Tradition for Perfect Destiny
mana pertemuan pertamanya
beberapa anak seusianya berlari kesana kemari di taman kecil, tepat di depan jendelanya. Sesekali Ayyara melirik mereka yang tengah asyik bercanda di bawah rintik
nak yang lain menikmati hujan dengan bermain di bawahnya, berbeda dengan Ayyara yang menikmati hujan dengan menatap dan menikmati petrik
gerimis yang mulai lebat, sesekali
gan sorot mata yang meneduhkan, rambutnya ikal berwarna hitam kecoklatan dan kulitnya putih dengan sedikit luka-luka di jarinya, kenangan
li menemukan Ayyara di bawah pohon rindang di depan panti. Tepat ketika suara kilat bergemuruh, tangis Ayyara kecil dengan nyaring menggema di taman panti. Bunda Maya menemukannya
ot mata yang meneduhkan di tengah suasana yang menenangkan. Tangis yang menggema seperti lantunan
annya, Ayyara memang anak yang pengertian dan tidak banyak mau seperti anak-anak seusianya. Ayyara juga mengambil peran layaknya orang dewasa yang memberikan pengertian dan nasehat kepada saudara-saudaranya. Itulah mengapa, Ayyara tidak
ereka. Namun Ayyara tidak berani bermimpi untuk hal itu, karena dia pikir dirinya tidak menarik, tidak pandai bersosial dan membosankan. Ayyara sudah siap jika harus tumbuh besar di panti dengan bunda dan para susternya, karena membantu mereka merawat anak-anak
dan menenangkan, karena dirinya selalu mengutamakan kebahagi
dan rapi berada tepat di depannya. Ayyara segera memundurkan badannya dari jende
yyara merasa wajahnya bersinar seperti seorang pangeran di dongeng yang selalu diceritakan bunda Maya. Di bawah sinar senja yang sedikit berse
engan pangeran itu dengan l
an angkuh menarik Ayyara
g saat menemukan kedua orang tuanya ya
seraya mencari jawaban atas situasi yang ia hadap
amu yakin?" Mamanya bert
dia." Tekan anak laki-laki yang dipanggil Zeev
gis saat genggaman Zeev
orang anak laki-laki lainnya dari arah bela
anya lembut, sembari membelai tangan Ayyar
saja sendiri!" Ketus Zeevandra
akutinya, lihat" sontak Ayyara men
t orang itu kepada Ayyara. Ayyara hanya meng
ra mengagumi wajah Ayya
milikku, camkan itu" lanjutnya dengan penuh p
amu membuatnya
ngah ia hadapi, dan siapa orang-orang ini. Bunda Maya hanya tersen
Atarah dan istrinya Lavanya Atarah. Dan itu adalah kedua putra
ng kami. Dan anak nakal ini Giandra Atarah putra kedua kami
n putra sulung mereka, tuan muda Zeevandra." Bunda Maya menatap Ayyara dengan sorot bahagia. Berb
!" Bisik Zeevandra tepat di telinga Ayyara. Ayyara yang ketakutan dengan te