Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun
ng ada di depannya. Tanpa ia sangka, gadis itu
pakaian kasual seperti sekarang, tanpa ada topi yang menutupi kepala, R
Roby kecewa dengan penampilan Silia. Jauh berbeda sekali dengan Yesika. Bagai langit dan bumi. Padahal menurut
ipungkiri ada aura manis yang terlihat dari Silia. Mungkin sa
Cuma buat ngajak lomba pandang-pandan
gak tahu mau mulai dari m
ng mau diomongin? Mu
entah sudah ke
ang yang mau bantu aku?" tanya
pa? Yang
dingin. Cepat ia ambil es jeruk di
i?" tany
"Eh, boleh deh!"
kan tawanya, kalau saja tidak ingat ia
in sih?! Padahal maksud Silia kalau ada air es di
h baru saja Silia kembali meminum es jeruk pesa
h yang sedang aku hadapi. Apa benar kamu bersedia menikahi aku? Berp
rasanya ia mengetok kepala cowok di hadapannya ini.
au memulai dari mana sandiwara
menerima tawaran untuk menikah
au tahu alasanmu yang memintaku menikahi kamu. Kita tetap berada di jalur dan tujuan kita masing-masing," jawab Ro
apa hubunganmu yang seb
k. Yesika memang sudah berpesan padanya agar tak
mpak men
atakan pada orang tuaku kalau kamu telah
a agar tak ada satu pun yang
menikah secepatn
ai pernikahannya?"
sadar kalau menika
mengeluarkan uang tabunganku. Dan yang membutuhkan ba
kasi 50
himu. Untuk upahku mengikut
. Tapi aku akan meminta menikah secara sederh
sera
pai aku melahirkan. Setelah itu, kita
u mempermainkan pernikahan. Apa kamu nggak merasa bersalah karena me
ang sangat aku harapkan untuk menjadi suamiku," mata Silia mulai berkaca-kaca. "Tapi keadaan ini membuat aku terp
ngan Silia, yaitu karena kasihan dengan tragedi yang menimpa gadis itu. Dan ba
u tangan miliknya untuk Silia. Dan Silia menerimanya, menggunakan sapu tangan itu untuk mengeringkan pipinya yang sudah basah
ang mau kau katakan?" tan
akan keinginanku. Aku juga punya syarat yang harus
at? Kalau gitu apa sy
nge-kost, yang mana nggak mungkin dibolehin Ibu kost buat bawa perempuan, maka aku akan mencari rumah kontraka
hku? Aku nggak pernah jauh dari ru
rumah orang, apalagi nanti statusnya itu adalah rumah mertuaku. Tiga, Ibu aku kadang datang dari kampung. Kalau di rumah kontrakan sendiri, saat dia d
denganmu...." ucap Silia ragu, ta
-ngapain kamu. Kamu bukan tipe gadi
. Silia sempat memindai tubuhnya sendiri sebelum a
u a
ampur urusan percintaanku meski statusku nanti adalah suami kamu, apalagi sampai ce
uhan kek, jadi simpanan tante-tante kek. Bukan urusan aku!" kata Silia dalam hati. Tak berani m
ham
aaa
diriku sendiri. Karena secara teori kamu nanti numpang tinggal sama aku, kamu harus rajin beberes rumah. Aku akan tanggung u
sebenarnya sederhana, tapi terasa berat b
a akan dimulai. Sepanjang jalan pulang Silia tak hentinya membuang napas, mencoba men