icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pernikahan Berbayar Si Gadis Culun

Bab 2 Part 2

Jumlah Kata:1259    |    Dirilis Pada: 30/12/2023

erdebat, tapi belum menemukan kesepakatan. Meyakinkan lelaki yang berstatus

n mata berkilat marah. Tak ia sangka kalau gadis yang sangat ia cinta

ku lakukan demi masa depan kita. I

akan bekerja keras. Kamu nggak perlu memaksa aku untuk melakuk

yang sesuai dengan keinginan aku. Kamu kerja siang malam dalam lima tahun aja belum tentu terkumpul uang segitu. Aku nggak m

Bapak kamu Yesi. Aku in

n maksud kamu?!" potong Yesika. " Se

uma mau kamu tahu kalau aku nggak akan membuat kamu menderita. Aku bukan

uga perlu berkorban dan perlu modal

, aku yang kamu suruh tanggung jawab. Kenapa nggak

sederhana itu, Roby,

tapi aku selalu berusaha agar kamu bisa mendapatkan keinginanmu selagi aku mampu. Tapi, kenapa sekar

maksud kam

ga mencintai

aku. Ada-ada aja pertanya

an lain hanya karena uang? Apa nggak ada sedikit pun rasa cem

ru kan? Karena kamu kan nggak cinta sama dia, dan n

pi.

ak mau, aku anggap kamu y

egois dan memaksakan apa pun kehendaknya. Hanya saja kali ini ia merasa tak

ggak ngomongin hal ini lagi," tegas Roby. Ia berdiri dan berjalan membelakangi

korban pemerkosaan. Kalau nggak ada yang men

sil membuat Roby men

*

suki pintu sebuah restoran cepat saji di sebuah Mall yang

ken di Mall. Kalau kamu mau ketemu dia, langsung datangi

u langsung secara pribadi dengan orang yang akan menikahinya setelah Yesika memberitahu kalau teman

u harus menyelesaikan semua sendiri. Tangan dan kakinya sudah gemetaran. Ia selalu merasa grogi setiap akan

apaan ramah wanita di belakang me

ng terlihat hanya ada beberapa meja yang terisi. Ia mencari sosok Roby. Ia sama s

tnya sekelompok gadis yang masuk, seumuran anak

gadis SMA tadi terdengar sekilas di telinga Silia, membuatnya me

kata Mbak Kasir yang kemarin, har

njang sebahu dengan heboh memberi isyarat pada teman-temannya. Se

h dan rambutnya. Sosok bernama Roby yang dilihatnya, sedang berjalan denga

l yang tinggi tegap. Sebuah topi berwarna hitam yang sepertinya merupakan pelengkap seragam kerja, menyempurnakan penampilannya. Wajahnya manis, dengan

olah Dasar. Kepribadiannya yang tertutup dan penampilannya yang biasa saja, membuat Silia tak pernah dekat

terdengar bisik-bisik anak SMA yang sejak ta

a ia benci sekali melihat anak-anak

mbarangan tanpa sepengetahuan orangnya. Nggak

pa sih tuh nenek-nenek? Sok ngatur. Di

dibilang nenek-nenek?

perempuan modelan kayak gitu. Nggak seimbang, hihihi." M

ang kotor," salah satu gadis itu m

an gaya centil. Roby hanya mengangguk dan tersenyum. Tapi tak menga

ilia tersenyum senang. "Su

tidak tahu bagaimana cara memulai untuk berbicara dengan Roby. Silia

otor?" Silia memberanikan diri. Roby hanya tersen

ilia kembali memanggilnya. "Bisa bicara sebentar? Saya... Saya temanny

erdiam. "Sekarang aku masih ada jam kerja. Kalau ma

am 1 siang. "Saya... Saya tunggu di

k dan meninggalkan Silia y

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka