icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Eleanor

Bab 3 Pemilik

Jumlah Kata:2690    |    Dirilis Pada: 28/12/2023

anya tadi, membuat suasana hatinya terasa tak baik. Sungguh malas ia rasakan untuk menemani ma

esuatu terbersit di pikirannya, rasanya sudah lama ia tak mengecek keadaan apartemen yang saat ini ditempati oleh karyawan butik Mei. Wal

g juga jika tak berpenghuni. Untuk itu ia tawarkan pada Hendrik putra pertama Mei, tap

itu. Alva melihatnya seraya memakan makanannya yang ia pesan lewat jasa pesan antar. Terlalu malas jika ha

emperhatikan rekaman video pada layar laptop yang ada di depannya. Alva membu

si setiap apa yang wanita itu lakukan sampai pada video hari kemarin. Alva terbatuk ketika melihatnya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melingkar di tubuhnya dan membungkus

nuju kamarnya. Alva tak membuka video yang ada di kamar. Tak mungkin ia melihatnya kan. Bisa dibilang setelah 20 meni

selnya selalu tak jauh da

pendeknya dan tak langsung menggunakan pakaiannya di kamar mandi, padahal kamar mandi di apartemen Alva lumayan besar dan tak masalah ji

u saja. Apa dia tak memikirkan keselamatannya," ucap Alva

nya dirinya, Mei dan wanita itu karena Alva hany

ka Rosie sedang ada pekerjaan di luar kota. Alva Pun lebih sering curhat pada Mei tentang apapun itu dan bisa dibi

selnya ber

a

i pulang, jangan lupa u

ji dari jauh-jauh hari. Feli

jangan ca

sa ikut mama malam ini.

lv

n bertemu dengan keluarga Audy apalagi dengan Audy. Alva menangkup kepalanya. Janji dengan siapa? Ia t

*

hampiri Elena di mejanya, matanya memperhatik

nyum. Lalu ia kembali menyimpan beberapa al

mau bertemu. Tapi baru mau masuk butik ini, ponselnya

a. Nyonya Rosie pasti sangat sibuk. Mendengar mau ketem

Tak heran jika kita jarang bertemu dengannya," Elena mengangguk mendengar penje

mang keluar butik tepat jam 8 malam, karena butik sedang ramai dan a

*

itu ia tinggal di kota besar dan baru se

Elena berkecimpung disana. Ia sibuk kesana kemari. Seperti biasa setelah merilekskan tubuhnya dengan mandi air dingin ia bersantai di ruang

makan malam. Elena tak pandai memasak, jadi ia membeli bahan-bahan yang ada di kulkas pun untuk makanan yang sekiranya ia bisa memasaknya dan tak membu

u hal lain seperti mencuci, menyapu, mengepel kecuali memasak. Jadi, kalau soal bersih-bersih Elena sangat ah

a perutnya sebelum merebahkan diri di atas ranjang nyaman itu. Baru

lantai atas. Menghempaskan tubuhn

*

nya diberikan oleh dokter yang ia sengaja datangkan ke tempat ia bekerja kali ini yaitu sebuah

nya. Alva memang tak suka menggunakan sopir, ia lebih suka dan nyaman mengendar

a akan mengerjakannya tanpa lecet sedikitpun. Rosie dan Mei pun terus-menerus mengingatkan Alva beristirahat tapi karena Alva yang kera

ya ia segera membelokkan mobilnya dan memarkirkannya di basement. Menelu

atas ranjang king size yang berada di sana memakai kain yang hangat itu sampai batas dada. Tapi tetap saja hawanya sangat dingin, ia menggi

getaran dari arah belakang dan sesu

ketika ada tangan yang melingkar di pinggangnya. Elena berbalik dan mendapatkan seseorang

ya dan kembali memeluk Elena. Mata Elena semakin terbebelak. Tubuh A

kini mengangkat tangan Alva yang menahannya agar tid

era mengambil air hangat dan han

ni yang sebenarnya, alias keponakan Nyonya Mei. Sungguh Elena kembali terbelalak. Selama ini, ia ingin bertemu dengan pemilik apartemen ini tapi selalu saja

gigil seperti tadi. Ia kembali mencelupkan handuk itu ke da

aik saja jika ia meninggalkan Alva seorang diri, dan juga tak mungkin dirinya tidur di samping alva. Elena pun bangkit

tidak, Alva memeluknya, menempelkan tubuhnya pada tubuh Elena. Wajah Elena yang berhadapan

pi

erganggu meminta Elena untu

h untuk tetap membuka matanya menunggu Alva benar-benar terlelap, untuk itu ia bisa melepaskan rengkuhan Alva. Tapi rasa kantuknya ini suli

*

iam. Memperhatikan setiap inci wajah cantik itu. Hmm sangat cantik dan juga menarik, gumamnya. Wanita yang menjadi rekannya pada pemotretan saat itu. Si model dadakan.

lupakan beberapa helai rambut panjangnya menutupi wajah bagian atasnya. Elena mengerjap, tak seharusnya ia terus-menerus memandangi wajah Alva. Ia pun mengangkat tangan Alva yang berada di at

at Alva. Mungkin dia masih ti

sayuran dan telur ayam. Tak ada daging di kulkas nya, jadi ia membuat sup han

saja ia tidak sedang memegang penggorengan atau pisau. Bisa-bisa itu membahayakannya. Ia membal

," jawab E

ya gak beli daging." Secara tidak

kalo gak enak bilang aja, biar

n Alva yang kini mengambil sendok

a Alva. Alva mengambil setengah sendok garam dan kembali mengadukannya pada sup. Ia kem

ena hanya diam memandangi Alva ya

nannya baik

a menyodorkan sendok yang be

lutnya. Sungguh Elena terkejut, tapi i

uan

mau makan sendiri." Elena P

ni adalah tuan," ucap Elena disela makannya. "Jadi, ter

dalam mulutnya. Dia hanya bergumam singk

keberatan saya bisa

cepat, dan itu mem

nya dan tolong jangan bicara formal sama gue santai a

lo b

jawab

n makannya. Setelah selesai makan dan merapikan semua alat makan dan mencucinya. Ia menghampiri Alva yang sedang m

t, ada obat di atas nak

h Alva pergi, ia memilih untuk pergi bekerja dengan membiarkan Alva

nin aku tinggal disini,"

tersenyum. Setelah itu Elena kembali

*

an barunya. Setelah ini ia bisa langsung pulang dan sebelumnya ia akan mamp

supermarket yang ta

a, apa

kamu apa kabar

ebih kangen ma.

berbelanja. Ia kembali menaiki taksi menuju apartemen, karena ji

akukan hal mudah yang akan terasa sulit jika kita tak biasakan tapi sekarang ketika tinggal sendiri hal itu tak bisa dihindari dan ternyata

nnya ketika membersihkan diri. Mungkin sudah menjadi kebiasaannya, ia selalu lupa untuk membawa baju ganti ke kama

inkan ponselnya mengecek media sosial yang ia punya. Tenggorokan yang terasa kering membuat Elena bangkit berjalan m

*

ia sangat ingin datang kesana. Mungkin merindukan suasana yang sudah lama ia tinggalkan a

kan pergi nongkrong bersama teman-temannya. Sengaja mencari-cari kegiatan di luar agar tak pulang cepat. Tapi kal

ng berdiri di depan meja bar dengan tangan kanan memegang segelas air yang sedang ia minum dan tangan kirinya memegang ponsel. Dia hanya menggunaka

adar gue datang. Alva berjalan mendekat t

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka