Eleanor
tepat di belakang Elena mendekatkan wajahnya ke arah telinga
lonjak kaget dan langsung berbalik, ponsel yang ham
an dimata Alva, sungguh ia menahan senyumnya agar tak ters
, mengurung Elena di dalamnya. Elena langsung menutupi bagian dadanya yang sedikit terlihat padahal Alv
enggod
tang," lirih yang terdengar jelas bahwa
menjawab ia terus menunduk. Sungguh Elena merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia sampai l
lingkan wajahnya ke arah lain seraya membasa
but Elena yang dicepol asal, menjadikan beberapa helai rambutnya menjuntai, bahkan ada yan
atas dulu." Elena
. Alva kembali berdiri tegak dengan kedua tangan yang ia lipatkan di depan dada. Elena langsung ber
engambil beberapa bahan masakan lalu memasaknya dengan sangat lihai. Ia memang pandai memasak, karena dulu Alva pernah tinggal sendiri di luar negeri untuk
. Teledor banget sih, gerutu Elena dalam hati. Sungguh ia kesal pada dirinya sendi
rg
kmati aroma yang sangat menggiurkan dan ini berasal dari arah dapur. Langkah Elen
ma
piring yang berisi masa
ng berdiri terpaku seraya menatap
masakan yang menggiurkan itu. Elena langsung duduk di salah sa
g banget, gumam Elena. Elena Pun ikut menyendokkan nasi dan beberapa lauk pauk ke dalam piring
capan Alva tadi membuktikan semuan
" ucap
memasukkan suapan berikutnya. Elena
uka makan
uk
lkas g
lena jujur. Alva mengangguk lal
makan. Alva masih duduk disana memperhatikan Elena yang seda
perabotan kotor itu menoleh karena
celemek tersebut. Elena terpaku ketika Alva mendekat seperti memeluknya, Elena tahu
engan tubuh yang masih membeku. Alva ya
isa kotor
tkan pekerjaannya. Alva tersenyum melihat kegugupan Elena yang
*
lakan televisi seraya duduk menyilangkan kaki. Elena yang melihat itu pun ikut bergabung, tak lama setelah i
ng, kamu u
ah
kerjaa
ma uda makan?
ang penasaran pun ikut bangkit dan menyusul Elena ke
. Aku dibolehin tinggal. Katanya sayang kalo gak b
ih mama kerjakan. Oke selamat tidur sayang
a juga. I
sayang." Pangg
sa lega begitu saja berdesir pa
terperanjat karena Alva ada di sana. Alva membuka kaos ya
kamu ma
angsung pergi ke kamar man
iat, perut alva yang ada
ada disana. Ia melirik pakaian Alva yang begitu saja tergeletak d
televisi yang menurutnya menarik. Perut yang sudah terisi
*
n menuju dapur menuangkan segelas air dan meminumnya. Alva berjalan menuju tangga, tapi langkahnya terhenti
va sadari ia menyunggingkan senyumnya. Tumpuan tangan Elena melemah, beberapa kali kepalanya hampir terjatuh dan
dadanya. Alva menyingkirkan beberapa helai rambut Elena yang menutupi wajahnya.
ng king size miliknya. Menyelimutinya sampai sebatas dada. Setelah itu Alva memilih untuk memakai pakaiannya terlebih dahulu, pakaian yang tadi pagi ia beli secara online. Ia kembali setelah mengenakan celana pendek dan kaos oblongnya. Ketika Alva hendak menaiki ranjang, ia menoleh kearah Elena. Kalo gue tidur disini, emang gapapa? Alva berpikir terlebih dahulu. Elena
*
elirik ke arah jam dinding kayu. Pukul 4.30 p
yentuh rambutnya, rupanya ikatan rambut itu sudah terlepas. Ia pun mencari keberadaan ikat r
atnya sejak sema
langsung merapikannya. Setelah itu, ia b
selimut yang menutupi sebagian badannya. Apa dia yang pindahin aku ya
uk wajah Alva, mengabsennya dan keterpanaan begitu saja ia rasakan. Alva benar-benar tampan, tak dapat Elena pungkiri akan hal itu. Elena pun melirik ke arah telinga kiri Alva. Ada sebu
n tubuhnya hampir saja terjatuh. Tapi bersyukur karena Alva tidak sampai bangun.
a duduk di pinggir sofa dengan mata yang masih saja terbelalak dan jantung berdegup cepat. Kekhawatiran menghampiri Elena. Ia khawatir Alva mengetahui dirinya yang dengan lancang memandangi wajah Alva ketika tertidur. Elena mel
mberitahu Elena bahwa dirinya memang tertangkap basah te
ihat lucu dengan wajah keterkejutannya. Elena memalin
ngin bangkit tapi Alva m
va yang mengalihkan pem
g," jawab Elena
mereka duduk berdekatan. Tangan Alva terangkat, ia mengucek mat
p Elena seraya melirik tangan
ng ia masih genggam sejak tadi. Alva pura-pura tak mengerti dengan maksud Elena, entahlah rasanya ingin m
ena menarik pe
memusatkan pandangannya ke arah wajah Elena yang bersemu merah. Elena mengerjapkan matan
sa tangannya, ia pun mulai bangkit dan meni
i balik pintu kamar mandi Elena menyandarkan tubuhnya di sana. Ia menghembuskan nafasnya
*
va, keduanya keluar dar
kekar Alva, hari ini Alva mengenakan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana jeans yang pas ia kenakan dan terlihat keren
ena melihat tangannya yang masih Alva genggam, Alva yang sedang sibuk dengan
an tangannya dan itu membu
a bersamaan dengan pin
ang. Tak tahu harus bagaimana Elena mengikuti Alva begitu saja.
a memandangi apa yang ada di luar jendela dan sesekali mendengar A
brand yang sedang bekerja sama dengannya. Mobil Alva kini sudah sampai di depan butik Meisie. Elena s
Elena. Alva yang sibuk dengan ponseln
Elena mengerjap mendengar ucapan Alva. Lagian
obil Alva, seseorang yang tiba-tiba berdiri di depannya dan cukup mengagetkannya. Seorang wanita dengan tatapan tajam
nita itu pada sese
*