Bos Setan Idaman
rapa luas itu, dia merasakan tubuhnya pegal-pegal bela
sahaan tempat Diana bekerja. Usai perkara itu, dia j
mamnya saat mendengar sua
dia memilih untuk mengabaikannya. Sepertin
au dia bangkit dari posisi rebahannya lalu mer
pang di sana. Alisnya sontak mengerny
Dita dengan
Pramidita
ng menghubunginya. Terlalu formal, tidak biasanya
maaf ini siapa yah?" tanya
aya lolos ke tahap berikutnya. Dimohon kesediaannya untuk mengikuti interview besok. Nanti akan saya k
erbengong. Merasa bingung dan linglung
yah? Perusahaan Budiman yang mana sih, gue lupa astaga." Dita terus me
imas membuat Dita
nformasinya. Saya senang sekali
g kebingungan. Untuk masalah kecerdasan, Dita memiliki kemampuan di
, Budiman." Dia kem
esaat setelah sekelabat in
ang benar. Perusah
ayar ponsel, mencari nama Di
awab. Udah ngerasa sepenting presiden lu?" Angkat Diana di dering p
engan malas. "Gak usah ngom
ertinya Diana sedang berusaha mengendalikan em
h nanyain yang susah-su
tu, perusahaan tempat lu k
" terbesit nada curiga d
. Apa tidak bisa dipermudah saja, ke
aja sih,"
iana. "Iya, perusahaan tempat
." Dita me
etap saja dia merasa kaget. Tidak menyangka. Su
apa
ke tahap berikutnya. Besok di suruh interview.
iana ikut memeki
g ini, maklum saja sih perusahaan itu merupakan salah satu pe
ue ser
erita kalau diusir pak
mau interview. Doain gue biar lancar. Capek banget loh ca
ergerak bangkit dari kasur. Kali ini dia sudah cu
*
alu dia juga berdiri di depan ruangan ini
ita yang baru saja kelu
elan ludahnya dengan susah payah. Kini gilir
s," bisiknya pa
a sosok pria yang duduk saling bersisian. Sekali lagi dia b
a pada cakep-cakep semua
perti orang bodoh di situ!" senta
l menatap bergantian kedua wajah pria di depannya. Mencoba untuk mencar
ambil mendengus malas melihat wajah
ekspresi itu?"
p mulutnya menahan tawa. Dia sudah sangat cocok dengan kandidat d
pi apa mau di kata, dia butuh pekerjaan dan sialnya
" pinta Dimas de
. "Kalau yang satu juga ganteng pol sih tapi yah mines akhlak aja." Lan
enapa bisa kamu sampai ikut interview begini?" sinisnya menatap Dita lalu
lik Dita, jadi bukan semata-mata karena dia men
u meringis tidak enak. Mungkin mem
puas di bibir Raga yang merasa berhasil
aga dengan senyum
samar mendengar Raga mengatakan
menatap wanita yang juga tampak berani membalas tatapannya. Baru kali ini dia
a lagi masih deng