Suamiku Pengangguran Akut
enjadi ibu rumah tangga ya
k? Baik apanya." Nadia menarik uju
aik itu nggak pernah nge
hanya meminta hak ku saja sebagai istri tidak lebih.
," Adam terlihat tak peduli dengan perasaan F
tak sampai jatuh. Sepertinya ada rasa heran yang teramat sangat di da
mu tapi coba kamu lihat dirimu sendiri. Apa kamu bisa nggak merepotkan suamimu terus. Kamu itu masih
bu marahin dia. Dia akan tet
" ucap Nadia membenark
ke rumah, nanti ibu kasih beras
." Adam terseny
kata istrimu ini ya. Kamu nggak perlu cari kerja
am selama ini," batin Farida terheran melihat Nadia yang sama
*
menyusulnya seperti perintah Nadia yang memintanya
ada mertuanya, tapi nyatanya gak segampang itu. Lagi-lagi dirin
hatinya. Nyatanya Farida masih memiliki muka u
," ucap Farida m
a. Tapi tak lama, datang bapak mertuanya
jung rambut sampai ujung kaki. Tanpa ragu, Farida
lagi, ya?" tanya bapak mertuanya yang s
a ke sini untuk mengambil beras,"
kembali ke sini untuk meminta bantuan kami," ucap b
rkataan bapak mertuanya. Ia sendiri sebena
a saat bersalaman, namun tiba-tiba tangan bapak mertuanya menahan
n Farida sudah ketakutan. Ia berusaha menarik t
ertuanya yang tampak tersenyum genit
a Farida akhirnya memberanikan
bapak mertuanya menjawab perkataan Farida denga
Sama Apakah K
ah datang
erkejut hingga menarik kuat tangann
iarkan tangan Farida lolos begitu saja
. Ia mengusap pelan tangannya yang bekas digenggam kuat oleh bapak mertuanya
dan bisa saja bapak mertuanya malah bertindak tak baik padanya l
uknya." Nadia mengulurkan d
senyum dari bibirnya. Nada suaranya pun terd
Hatinya sangat teriris mendapat perlakuan yang tak baik
n untuk menghidupi keluarganya sampai-sampai Farid
anya. Padahal Farida sudah berusaha menutup rapat tubuhnya deng
eolah bernafsu setiap kali melihat tubuh yan
juga cucuku bukan untukmu. Kalau kamu mau
ancap di dalam hatinya hingga menyisakan
da ingin menangis, namun lagi-lagi ia t
a,
ng bisa Farida ucapk
gapain lagi di sini
Farida pamit pulang ya,
ertuanya namun, tak dibalas oleh Nadia. Ia just
napas pelan menerima respon ya
a dingin karena saatnya ia kembali berjabat tanganlang, ya," ucap Farid
g baik. Bapak mertuanya meloloskan tangan
pasan di jalan dengan ibunya. Wajahnya tam
kenapa? Kok nangis?" ta
a. Dalam hati Farida sudah menebak apa yang membuat ibunya bersusah
teskan air matanya hingga berjatuh
eh Nani. "Bu, ada apa? Kok ibu ma
ggak dikasih sama ibu warungnya, katanya hutang ibu
erkadang kalimatnya sedikit tersenda
k tubuh ibunya yang kurus dan
tot tangannya seolah tak mampu lagi membawa beban
yang Engkau berikan pada