Hasrat Terlarang Dalam Keluarga
rasa vaginaku berdenyut dan merinding. Vaginaku rasanya sepert
bangeeeeet Maaar!! Teteh mauu keluaaaaar
erit aku melepaskan rasa nikmat
banget Teeeeh…!” erang Amar menikmati penisnya di d
ya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong tub
. Oughhh….” kataku yang walaupun sudah m
atnya ditekannya lama sekali ke arah vaginaku. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan ca
li, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir
terus pegang pinggir bak man
?” aku sedikit bingun
ikutin kata Amar
pantatku. Aku tahu adikku bisa melihat dengan jelas vaginaku dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku dari bel
aaaarrr…!!” aku menjeritkan nama adikku saat
biasa kenikmatan yang diberikan oleh adikku. Kontraksi otot-otot kemaluanku membuat adikku merasa semak
et Teh…!” bisiknya sambil
sekan penis Amar di kemaluanku benar-benar membuat nikmat. Aku
daleeeem…!!” pintaku walaupun aku sadar
yelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vaginaku. Gerakan
ut menggerakan pinggulnya menyambut genjotan adikku. Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu leb
eraaaas bangeeeet…!! Eehhh… Eenaaakkk Maa
, sehingga hanya tinggal setengahnya saja yang masih terbenam di dalam vaginaku. Hanya bersel
Mar…!!! Enaaaaakkk…!!!” aku be
gan menggerakkan pantatku ke depan dan belakang hingga akhirnya d
aaah… Tu-tungguuu Teteeeh…!!” aku berus
bersamaan dengan teriakan Amar, dapat kurasakan vaginaku mengejang beberapa kali. Tubuhku menggelinjang diiringi dengan deng
guh panjang sambil menekan dalam-dala
tan, aku dengan agresif memainkan lidahnya di dalam mulut adikku, aku menyapu langit-langit mulutnya dan mendorong-dorong lidah adikku dengan lidahnya. Adikku pun terg
yinya saat lidah kami saling mem
ulai menggosokannya ke seluruh tubuh Amar. Wajah adikku masih terlihat lelah ketika tanganku membelai tubuhnya, tapi yang jelas peni
bunin Teteh yah…” ujarku seraya
enuh nafsu. Ketika sampai di bagian vag
u mendesah sambi
iram dan membilas busa sabun di tubuh kami berdua. Amar mengelus dan mem
pada putingku. Kepalaku terus menengadah dengan mata terpejam. Sedang larut-larutnya
ra klakson mobil Ayah…!
tanpa pikir panjang memakai kembali kaos dan celanaku yang dalam keadaan kotor. Lalu kami berdua keluar dari kamar ma
etok pintu nggak ada yang bukain? Jadinya Ayah bunyiin klak
i kamarnya. Makanya nggak ada yang denger Ibu ngetok
…” kata Ib
ggak curiga…” pikirku sa
arinya saat orang tua dan adik-adikku yang lain sudah pergi tidur, aku mengetuk
semalam kami melakukannya hingga tiga kali! Biasanya Amar membiarkan pintu kamarnya tidak dalam keadaan terkunc
ak hanya di kamar adikku ataupun kamarku, namun juga di ruang keluarga, ruang tamu hingga kamar Ayah dan Ibu. Bahkan pernah juga ketika
p saja aku dan adik laki-lakiku terus melakukan hal tersebut hingga berulang kali. Tetapi sejak
ing-masing. Aku yang memang sedang tidak ada acara, bertugas untuk menjaga rumah. Darip
seneng deh…” pi