IDENTITAS LAIN NYONYA BRUNO
un yang lalu. "Mereka sudah datang, bawa anakku pergi
inggalkan sang majikan. Dia melihat ke tanah, dim
h yang akan membalaskan kematian kami. Dengan sekali dorongan,
anitanya. Saat lompatan yang dia lakukan telah mencapai sisi hutan. Kebak
i, Tuan Putri." Braja mengelus wajah b
il bergumam lirih,"semoga dewa-dewi menerima arwah anda Nyonya." Kalimat terakhir yan
ni,"Nana, aku boleh minta tolong, n
ie. Coba minta bantuan si Made." Jaw
nghentakan kaki. "Mereka mi
elipat dahi. "Mereka nganggur tu
mereka nggak se
prosedur tour guide yang
ntang ini nieh." Lulu mengges
n, n
eka dapat tips gedhe dari pelangga
yang kerja, mengapa juga ha
g ngasih orderan nieh. Masa nggak ada uang denger
angnya aku selalu kasih prosentasi ke kamu, kalau
m bentuk uang setidaknya aku masih dapat semangk
aish, baiklah-baiklah
pa
laporan itu." Tunjuk
kesenangan. Dengan pelan di do
?" Nana menyampirkan tas s
pasang muka cemberut. Lulu mengangkat s
"Isssh, lepasin. Wajahku
iece dengan jemarinya. Dia merengkuh
sopir tersenyum senang saat kedua gadis primado
Lulu dengan judesnya me
en galak banget. Habi
nggak usah lihat-lihat kesini. Kalau eng
a ke depan mulut Lulu. "Kalau cukup
a Pardi. "Sialan, loe ki
at para bule yang ada di sekitar
re sorry for interrupting. P
ata mereka sebelum me
condongkan tubuhnya ke arah Nana. "Merek
ng gue tanyakan ada
g," jawab
salah deng
gg
i sesuatu padaku, kamu berani bertan
Pardi sama bule itu macam-macam, kamu
an lupa print-out fileku segera. S
lut,"harus aku ya, yang n
tu s
k bertanya macam-
nganterin tamu ke temp
s pasti ujung-ujungny
an sama Nana. Kamu tahu tidak bahayanya kalau cucuku itu pergi dari rumah. Bagaimana
. "Sudah mirip. Mengapa tidak ikut dra
eru. Aku kan hanya m
asih ceramah. Memangnya dia tidak tahu kalau
annya kamu perg
Aku se
ang bilang sama kakek kal
giku, barangkali. Sup
eh berangkat gih, nanti aku cari ala
mu mau ada kuli
perti itu." Lulu menelisik sekujur tubuh sah
ang Lulu tidak lihat kalau dia justru membuat tan
. Aku pastikan mereka tidak bisa berjalan dengan
nya, Na?" Pardi bertanya saat
anur, lo
u sel
mampir dulu d
embeli
kuburan kedua orang tuak
ke
kuburan kedua orang tuanya. Dia
nya. Gadis itu memejamkan mata, berusaha mempe
pelan. "Maafkan Nana yang tid
Nana, berganti menjadi dua pria
yang satunya, memberikan minuman yang telah dibub
ria bule itu. Namun dia tidak bisa, bayanga
as menit lagi kita har