IDENTITAS LAIN NYONYA BRUNO
, saat selusin petugas kepolisian m
lalu berdecak kesal. Baru sadar kalau tak
ugas. Netra Bruno melihat petugas lainnya yang menunjukan ka
ntik api yang masih mengeluarkan asap. Benda i
rulangkali, tanpa mengel
aju ke tubuh Bruno,"pakai ini
ia celingukan ke s
kamu sendirian di kamar ini, setelah
sama seorang gadis.
. Apa jadinya Negara ini kal
begitu saja tanpa ada yang tahu. Apalagi gadis itu telah melewatkan m
at tangannya sudah terborgol dan pung
, melekat di tubuh Bruno. Dia tidak bisa men
malam itu, tapi tak ada satu bukti pu
a hendak menghubungi sang ayah, namun
rinya, Bruno dipindahkan ke penjara pusat. Den
sang ayah juga Bernard. Tapi pihak kepolisian hanya men
an yang dia alami seolah sudah settingan seseorang. "Br
salah satu tahanan yang dia lewati. "H
yang sudah lama tidak menyentuh wanita itu, mulai menyusun rencana kotor di benaknya. Apalagi saat m
ahanan berkumpul di sebuah ruangan yang
anan dari sel sebelah. Bruno dengan sabar menunggu saat pa
aman tidak makan. Apa mau dikata,
n tulang-tulang menonjol di beberapa bagian. Sasaran yang empuk ba
divis puluhan tahun. Dengan level k
usnya aku di adili dulu sebelum m
seseorang menabraknya dari belakang. Makan
"Ambil makananmu, jangan buang-buang makanan. Ti
lebih kurus darinya. Tapi me
ka Bruno, hingga dia terjengkang. Kembali tawa r
h di pipinya. Apalagi saat mere
mereka. "Beri dia pelajaran
gangguk. Dengan sekali gerakan dia men
agian belakang gedung,
jack, menunjukan gigi-giginya yang menghitam. Bruno hampir
ku, heh!" membenturkan
. Saat Jack hendak melakukan aksinya, dia mencoba menjag
matahkan tangan yang telah melukainya. Jeritan Bru
Bruno. Menindih tubuhnya,"masih punya ten
adalah perlawanan terakhir dari Bruno s
jah mulus Bruno. "Kamu tampak semak
gan penuh semangat dia menelungkupkan tubuh Bruno. "Lepaskan
eh. Matanya membeliak sempurn
gan tendangan. Tubuh Jack langsung mela
memakaikan pakaian Bruno. Memanggulnya di pundak sebelum membawanya ke sel
rsi kayu sambil melihat keluar jeruji. Pandangan matanya jauh ke atas lan
ng tak berdaya itu. "Mengapa dia belum sadar
no. Memegang dahinya s
un menarik jemari itu dengan bunyi kretekan yang keras. "Ouch. A
hirnya kamu
no. Laki-laki itu hanya