Ternyata Aku Istri Kedua
isteriu
a berat, karena tidak bisa menahan rindu yang akan mendera, ketika kami berjauhan, namun sekarang, bukan itu yang kurasakan, melainkan, aku k
" ia mengulurkan tang
capku, seraya meraih tanga
i ini kedalam pelukannya, seraya
ong lagi,"
ia mengelus ke
empuan itu lagi," aku melepaskan p
an," ia tersen
aku membantu membawakan kope
dada, aku masih terbayang akan kejadian kemarin, aku takut, ia kembali berbohong, n
suk. Gegas aku meraihnya diatas meja. Nomor baru,
ksudnya apa dia mengirimkan pesan seperti ini. Tidak ada foto yang t
pesannya. Namun tidak ada l
a, tapi untuk apa, bukankah Mas Arya sudah berjanji,
dia, sebelum kamu kehilangan jejaknya] pesan kem
arus menuruti perintahnya, tapi siapa dia, mungkin saja itu hanya
elainkan untuk menemui perempuan itu] kembali nomor misterius itu mengirim pesan, dan
emfitnah suamiku] balasku, seray
pa yang suamimu sembunyikan selama ini] nomor itu kembali membalas pesanku. Kali
sekarang, dan rupanya, belum terlalu jauh dari sini. Aku tidak be
lam laci, memanaskan mobil sebentar, dan l
rya sudah bisa aku susul, ia c
itu tandanya ada pesan masuk. Pasti
aih ponsel yang ada didalam tas, benar du
lah tahu, posisiku sekarang, apa ia mengikutiku. Aku celingukan, menoleh kekanan, kir
n, aku mengikuti arahannya, yaitu
ga yang akan dibeli. Aku amati dari dalam mobil, melihat ia sedang memilih bunga
a membeli bunga, itu untuk siapa, banyak
nselku kemb
akan membeli bunga mawar merah] aku tercekat membaca isi pesannya, bahkan ia tahu, kalau aku tidak
bilku, karena Mas Arya pun sudah masuk kembali ked
ilang, kamu tidak akan berbohong lagi, dan ini yang kamu bilang, bahwa kamu, tidak akan mene
selku kemba
mu, sebentar lagi akan sampai] seketika tangisku terhenti setelah membaca pe
rumahan elit, aku tercengang, ini bukan perumaha
yalakan klakson, mungkin meminta satpam untuk membukakan pagar untuknya. Tidak berapa lama, pagar besi yang menjulang tinggi itu terbuka, dan
yang sempat ia beli tadi. Namun dari balik pintu rumah mewa
, refleks mulutku terbuka l
uan itu sama, dengan perlakuanya padaku, ia memeluk seraya mencium kening perempuan itu, mereka tampak tersenyum b
sekali menyeka airmata yang telah berjatuhan dipipi. Ketika aku men
jika sekarang kamu melabrak mereka, maka kamu yang akan di rugikan, lebih baik kamu kembali] setelah membaca pesannya, ak
sam