SUAMIKU TIDAK TAHU AKU PEMILIK RESTO
ar Selena, tak lama Mas Aksa keluar hany
a," te
an dapur mengh
masih pagi teriak-te
kokohnya mengeras menandakan Mas Aksa
Selena tidak memba
berisik, tau!" protes ibu berdiri dia
ana, Bu? Ibu, sih, menyuruh aku tidur dengan Selena. Kalau gajiku dipotong
wan biasa di sebuah perusahaan jasa. Gaya hidup ibu mertua dan adik iparku selalu mewah. Menurut cerita Mas Ak
ami tempati sekarang. Tanah, aset-aset yang lain su
rusnya kamu salahin Aira. Kenapa dia
alihkan ke Selena karena mulai sekarang aku mau kerja l
bawah. Sepertinya wanita paruh baya itu baru
a siapa yang masak sama be
, Selena yang menggant
Aksa, kamu harus larang Aira bekerja. Ibu tidak mau
erja karena ku sudah mengiz
a sembab karena habis menangis. "Aku tidak mau masa
k membangunkanku," bentak Mas Aksa melih
pon, katanya abis kena tipu. Orang yang biasa memesan ayam poton
ukannya tadi di telepon Selena mengatakan peternak
ena tipu. Kasihan sekali,
anyakan, apa Mas Aksa mau membantu papa untuk menambah modal, nanti kalau usaha ayam p
pusing memikirkan masalah mereka. Lebih baik aku fokus membesarkan usaha re
erangkat kerja dulu
et. "Tidak boleh, pokoknya kamu jangan bekerja, Aira. Kamu har
erlihat bingung, memilih antara istrinya atau ibu yang mel
Mbak Aira bekerja, pokoknya aku nggak mau menggantikan
kan?" tanyaku dengan tampang memel
a kalau kamu masih mau menjadi istriku. Selama ini Aira sudah mengabdi di keluarga ini, sekarang
aku. Gadis itu begitu kesal, ingin membantahnya pun dia past
perkataan putranya. Ternyata ib
ngan suami kamu, jangan sampai membuat Aks
a memasak apa lagi beres-
iapkan pakaian kerja
"Baju kamu ditaroh di mana, M
menyetrika baju kerja Ma
coklatnya. "Apa," gumam
lantang. "Ai, kamu jangan berangkat duluan. Kita ber
s," bala
bak Aira sarapan. Lalu, a
kin untuk ibu dan juga Ratu," titah Mas Aksa lalu meninggalkan Selen
s gimana uang modal bu
Kamu tidak mau kan jadi janda," ucap ib
anku di tepinya. "Kamu tunggu disini, ya, Ai. Mas
dinya sudah siang. Oh, iya, terima kasih, ya, m
istriku, Ai. Mas akan membela kamu,"
ya
elesai tugas membereskan rumah, aku membaca novel di aplikasi untuk
g Duda" mengisahkan seorang gadis bernama Rania menjadi korban pelecehan, orang tua Rania mengusir Rania kare
dengan perlakuan Dewa ke Rania. Andai Mas Aksa seperti tok
r
gan kencang, Selena masuk ke dalam ka
a?" tanyanya den
s Aksa keluar hanya memakai handuk kecil melilit pinggangnya, tubuh kekarnya terpampang jelas membuat wanita mana pun pasti terpeson
ita itu mendekati suaminya seraya mengelus dada
rasaan nyeri melihat mereka. Aku menepuk
gkat kerja," tolak Mas Aksa s
u pengen," ra
mau aku dipecat,
a, Mas. Cepat mas pakai baju, jangan la
u tunggu
as tetap saja rasanya sakit sekali. Tiba di teras aku menghirup udara
idak rapi, malah aneh karena warna pakaian bertabraka
ita berangk
pakai baju seper
a, tidak bisa memilih baju seperti kamu, Ai. Dia payah hanya bisa d
beberapa hari kamu sudah kacau mas.
h baik kita ber
a,
u. Selama menikah dengannya baru kali
." Selena berlari mendekati kami, di tangannya dia membawa piring. Tapi bukan
tolak Mas Aksa. Suamiku mendoro
masa mas nggak mau mencicipinya." Selena terli
patan minggir," bentak Mas Aksa. Tubuh Selena membeku, ak
amnya, dia benar-benar menghiraukan tatapan sedih
ja di mana?" tanya Mas
menerimaku kembali kerja di sana," sahutku
ik Resto ayam bakar madu
ja lagi disan
a,
pikiran masing-masing. Mobil Mas Aksa menepi ke
arapan dulu
ungkin seperti ini sebelum Selena dan Mas Aksa menikah. Aku ya
u mengenggam tangannya. Namun, aku menghiraukannya. Aku memilih berjalan masuk ke dalam warung bubur ayam l
an pakai kacang tapi yang banyak daun bawa
Mas." Mas Aksa sudah
aiknya cepat mas pesan bubur se
g sedang memesan bubur, aku memilih duduk di kursi palin
embari membawa 2 mangkok
." Mas Aksa menaruh
ebaiknya kita makannya cepat n
anku. Aku melahap bubur dengan cepat,
ya jangan c
tama telat kerja, walau Nadia--sahabatku
idak dengan Mas Aksa, sepertinya dia sedang tidak b
dihabiskan,
sa kita semakin jauh. Mas ingin mempererat lagi tali pernika
Aksa. Apa tidak salah Mas Aksa meminta bulan madu kedua deng
bekerja. Seadainya kamu tidak menikah lagi
, aku tidak mau memiliki anak, andai dia setia pasti dengan
berangkat
r bubur ayam yang kami makan. Ka
asih pagi mobil pengunjung di parkiran sudah lumayan
n Mas Aksa lalu menciumnya penuh takzim. Walau Mas Aksa
an mas. Mas ingin menebus kesalahan
bulu mata tebal. "Nanti aku pikirk
i." Aku tidak menjawab ucapanny
anku menyapaku dengan hormat. Seluruh karyawan di sini semuanya orang lama, mereka semuanya mengenalku
dis berwajah manis yang sedang mela
nggilku dengan sebutan mbak. Aku tidak mau dipanggil bos,
a kasi
uangan itu sebenarnya tempat kerjaku tapi selama Nadia ya
. Wajahnya begitu serius seperti ada masalah yang sedang terjadi. Meli
ruangan. Tidak ada yang berubah masih sama saat aku tinggal. Foto kedua orang tuaku jug
kemudian memelukku erat. "Akhirnya, kamu kemba
ku sudah lama men
g kamu kem
, aku bisa mengelola kem
ruhan kita mendatangi usaha Raja ayam potong yang ternyata sedang mengalami musibah. Peternakkan ayam merek
rja sama dengan Ajun
m potong di Ajun, bahan mentahnya
melakukan kerja sama. Oh, iya, Nad. Apa Raja ayam poto
eka belum mengembalikannya, Ai. Pih
juga buat resto. Walau uang itu untuk modal kem
aja ayam potong untuk mengembali
n konfirmasi ke
otong, aku sengaja diam menyimak pemb
ngan kamu." Nadia menyerahkan pesa
epon kemudian menempelka
Resto ayam bakar madu,"
ringanan waktu untuk mengembalikan uang yang sudah ka
anak Pak Raja seper
sam