icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Takdir Cinta Mida

Takdir Cinta Mida

icon

Bab 1 PERTEMUAN PERTAMA

Jumlah Kata:1404    |    Dirilis Pada: 03/11/2023

ita ya, biar aku yang pergi

a nafas perlahan, melihat sahabatnya yang

i, ia malu membeli kebutuhan khusus wanita tersebu

ebungkus pembalut berwarna biru muda, seorang pria dengan setelan jaket denim dan celana jeans d

u, berjongkok mengambil

rima bungkusan pembalut yang diberikan kepadany

itu, ia menemui Nessa yang sedang me

is berkacamata itu sedikit meringis menahan sakit.

ggak tau lah." bi

ekanan dan kekiri. Mencari-cari apa kirany

Mida menarik tangan Nessa. Mengajaknya pergi menuju kasir sa

usu pesanan ustad

pa snack tahu, kamu kenapa sih buru-bu

ggu disini, jangan lama-lam

mun ia mengurungkan langkahnya seraya berkata "Mid, kamu nggak beli apa apa? j

da penuh penekanan. Mendorong tubuh sahabatnya pe

nya. Kesempatan seperti ini jelas tidak mudah didapa

angnya? ditanya jawabnya nanti aja. Nyebelin. Gerutunya d

menampakkan batang hidungnya. Mida menjadi sangat kesal pada gadis

k pria yang berjalan di belakangnya, tubuhnya sedikit terhuyung ke depan. Hampir saja dia terjatuh, kala

ya mematung menatap pria di depannya. Ia kini segera melepaskan diri dari t

pria itu setelah melepaska

masih tunggu teman, permisi." Jawab Mida sedikit canggung. Meninggal

an setumpuk snack dalam pelukannya. " Mid," pa

ersembunyi dibalik tumpukan snack, menyaksikan pria tersebut memba

____

amu nangkring dalam pelukan pria tadi. Mana ganteng

santai, ia terlihat sedang menikmati perjalanan mereka kembali kedala

tugas dari ustadzahnya, membelikan susu bayi

tadi ceritanya bisa ada adegan swee

nekanan saat sahabatnya hanya memilih dia

nteng langsung irit bicara ya, woy....

a Nes." Mida menarik nafas panjang, lantas menghembuskannya

egori pelukan, pelukan ringan meski nggak nempel. he

su diantara mereka. Matahari hampir sepenuhnya menyembunyikan sin

uda datang menghampiri mereka. "Permisi dik, apa benar

tren Al Hikam, ada yang bisa d

ng ke pesantren Al Hikam, jadi ibu belum mengerti letak persisnya ada disebelah mana, hanya dapat

i ngomong ngomong ibu mau bertemu siapa

wa tengah. Mungkin saja adik adik mengenal kepon

, tentu saja kami mengenal beliau." Mida menjawab dengan antusias. Neng Husna adalah

usna. Saya belum pernah

an antar ibu berjumpa neng H

ebut, asal kota mereka, dan dalam rangka apa mereka berada di luar ma'had. Keduanya menjawab semua pertanyaan ibu Roi

a motor, becak dan mobil. Mida memilih berjalan bergandengan t

kejadian di masa kecilnya yang membuatnya hampir tertabrak pengendara motor. Mengingat ha

depan, ada seorang pria tengah berdiri di seberang jalan sana. Mida terus berjalan, dan sesampainya mere

kum bi." Ucap

llah Dzaky, ini Dzaky an

ihat sangat menawan. Mida menyaksikan sahabatnya yang hampir saja meneteskan air liur karena sibuk menganga

bukannya kamu kuliah di

di sekalian saja sowan makam mbah kyai b

mana?" tanya

u ikut aja. Biar ketemu saudara. Sekalian nanti sholat

ada bu." Jaw

a bernama Dzaky tersebut, sambil kembali tersenyum. Kali

ung, buru-buru menundukkan pandangannya. Lan

itulah pernyataan ibu Roifah yang membuatnya tidak bisa menolak. Meski

tanya berasal dari Riau, Pekanbaru tepatnya. Disini sedang menyelesaikan p

r. Namun sebelum itu mau cari jodoh dulu katanya. Ibu Roifa sedik

Sekarang yang lebih penting dipikirannya adalah kenapa dari sekian banyak pria harus pria ini yang men

enarnya aku semalam? M

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka