Takdir Cinta Mida
ai menyala. Angin berhembus sedikit kencang saat rombongan tiga pe
i ya. Biar ibu masuk dulu pa
lih mengikuti ibu Roifa masuk ke dalam pesantren. Saat menaiki anak t
ini? ibu merasa kasihan kalau dia berdiri di luar. Kha
ruang panggilan. Tempat dimana para santri menemui orang t
uk saja tunggu didalam sini. Biar bibi langsung cari Husna sama dik
mencerna ucapan ibu Roifa, untuk sepersekian detik dia hanya berdiri menatap punggung saha
erusaha menghindari kontak mata dengan pria itu, sepanjang perjalanan mereka pulang dari swalayan sampa
ia memutuskan untuk melakukannya. Hanya sebentar ucapnya dalam hati. Lantas kembal
ja menunggu didalam. Daripada h
rintimidasi oleh tatapan pria tersebut. Namun segera menganggukkan kepalanya sopan, hendak ber
adanya. "salam kenal, saya Dzaky. Dzaky Maulana." Ucapn
lam kenal juga." j
ta bicara sebentar?
anya mengangguk mengiyakan. Meski dalam hati kecilny
dekat. Antara pria dan wanita. Apakah kir
da, terdengar konyol. Lantas memilih segera pergi mening
satu kursi yang berjajar dalam ruang panggilan. Menyaksikan gadis tersebut
m benar benar lenyap dibalik pintu. Pria terseb
___
pa ucapan mas gante
aaf dan pamit mas
membungkuk menertawakan tingkah
tak pensilnya. Dan melanjutkan
ak bloonnya tau nggak sih." Ness
m kelas. Sesi belajar mandiri sebab ustadzahnya tidak hadir. Namun N
Posisi kursinya berada ditengah tengah. Namun dia malah membuat kegaduhan dengan tertaw
ian. Nessa memaksa Mida melanjutkan ceritanya. Namun Mida men
para santriwati kembali ke kamarnya masing masing. Mida mulai mengemas peralatan belaj
ambil membaca pengumuman. Dia rela berdesakan saat petugas TU
mengejutkan bagi mereka. Mida sedikit kepo dibuatnya. Namun dia memilih diam menunggu
engan semangat mendekati Mida yang
panas, berita pana
" tanya
Kelas 3 Aliyah sama kelas 2 yakni kelas
emannya, pantas saja para siswi ter
anya Mida. Kali ini
ta pulang. Mau langsung mandi aku sekalian cuci baju." Ne
cang tentang PKL. Keduanya hendak menaiki tangga menuju
A13 diharap kedatanganny
Pasalnya sekarang bukan waktunya bagi
akhir bulan. Namun sekarang masih awal bulan
painya disana Mida disambut oleh mb Aida wakil pengurus pusat, yang mengatakan kalau ad
Perempuan yang terlihat lebih muda lantas berdiri menjabat
eorang ibu yang tetap duduk di ku
? " tanya pere
h. Maaf sebelumnya, kami ingin bertanya tentang persyaratan me
as ketua pusat dan jajarannya. Kenapa harus repot repot dia? terlebi
nya. Mida mengambil brosur pendaftaran dan mulai menje
n diluar pembahasan mereka, seperti namanya siapa? asal mana? sudah berapa tahun
ati. Tak terasa satu jam berlalu percakapan me
Khodijah. Beliau berdiri sambil berpegangan pada menantunya. Mida
sempat membawa buah tangan untukmu. Ini ada sedikit dari ibu tolong
bisa membantu ibu dan berjumpa dengan ibu dan ka
menolak pemberian." Sambung w
ut. Mida merasa sungkan dan memutuskan menerima
ntren. Sore itu di dalam ruang panggilan tersisa
i pintu ruang panggilan. Namun wanita tua tersebut menarik tangan Mida dengan
engan setelan koko dan sarung serta peci hit
ibu Khodijah sambil men
engangguk da
i." Ibu Khodijah berb
"Hai, kita berjumpa lagi." Ucapnya pada Mida. Mida berusaha menyembunyikan rasa k
ibu Khodijah pada putranya. Beliau terlihat tersenyum bahagia menyaks
Ngomong-ngomong kalian udah pernah ketemu kan?" Ibu khodij
a semua berjodoh untuk menjadi keluarga ya." Sambung ibu
enyum canggung. Bingung harus
Allah lain waktu ibu datang lagi.
am warohmah."
alkan Mida yang masih berd
ky sengaja menoleh pada Mida dan memberikan senyuman