Terjerat Dendam Pernikahan
i. Ia meringis sebab merasa kesakitan akibat ulah Reyzain semalam. Bahkan tanpa punya belas kasihan menyiksa dan membuat tubuhnya pen
andar di dashboard ranjang. Memijit pelipisnya sebab pening yan
tas saja aku kelaparan," tutur Valen dan mulai berdiri, pandangan masih
Valen. Sementara wanita itu sudah gemetaran. Dengan langkah lebar, Rey segera menarik p
atnya salah satu diantara kalian melanggar perintah, maka saat itu juga, silahkan angkat kaki dari sini dan jangan harap mendapatkan
enunduk, sementara Valen membeku di tempa
awasi Gadis pembunuhan itu! Laporan padaku bila pekerjaannya tidak ber
pintu ia berpesan, "Julia, K
pelayan Reyzain segera berhamburan, hanya tersisa Julia yang menjadi ketua Maid, ia sun
n. Dengan kekuatan penuh, ia mencoba berdiri dan berkata, "jangan membantuku Bibi, aku hanya tidak ingin Reyzain
ya ada masalah apa diantara kalian, hanya saja Tuan berubah
n. Oh ya jika begitu, izinkan aku untuk menyapu," ucap Valen dengan senyum ya
emah karena belum ada asupan yang bersarang di perutnya. Ia semakin meringis ketika p
ia luruh seketika di Lantai, bertepatan dengan itu, seorang Pria yang lebih
bahwa sepupunya itu kehilangan sosok calon istri dan malah mengumumkan pernikahannya dengan Valen
len pelan dan berucap, "Le
ngaran gadis yang tadi pingsan itu segera terbuka. Ia
a aku?" tanya Ezra m
rkata, "Aku tidak seda
u terbentur lant
ia ingin buka suara, bunyi keronco
rikanmu sarapan? Ckckck dasar pria tidak peka!" Ke
ku sudah menjadi istrinya, Re
rlari ke pintu dan berteriak, "Juli
menghampiri sahabatnya saat di kampus
enikah dengan Denara, bukan? Oh, ya mengenai Artur, aku minta maaf bila baru tahu hari ini jika dia telah
adi begitu saja. Tanpa persetujuan dariku,
ksamu?" tanyany
njawab pertanyaan dari Ezra. Julia segera masuk
at Ranjang. Valen mencoba bangun, tapi tenaganya benar-benar lemah. Ezra memban
Ez. Kau me
g tertaut. "Aku hanya sekedar membantu saja, L
awab Valen setelah kepergian Julia. Perlahan ia mampu menyandark
inggir Ranjang dan menunggu Va
pa tadi kau
ngan gugup ia mengelak, "Ah, tidak ada masalah yang
mata curiga. Tatapan mata hitamnya menyelidik. Mencoba me
aham bagaimana dirimu. Sekarang katakan, apak
ik-baik saja," Kilah Valen yang menutupi kelak
bila hari ini kau tidak ingin bercerita. Bahuku siap menerima keluhan darimu," ucap Ezr
saat melihat dua insan yang begitu ia benci berada di kamar
enguasai dirinya. Ia membuka lebar daun pintu dan berkata, "Aku tidak menerima tamu, pin
e arah sepupunya seraya berbisik, "Bila kau men