Sebatas Teman Ranjang
us berkhianat? Di mana perasaan ci
ua kakinya terasa lemas, akan tetapi dia enggan untuk berhenti. Meski tu
sengal. Mata yang terkena gerimis, ikut merasakan perih bercampur dengan air mata. G
berpegangan pada tiang lampu. Genggaman tangan itu begitu kuat supaya tidak sampai roboh, tapi nyatanya! Hei!
. Suara itu terasa sangat jauh awalnya, nam
Kamu tida
k matanya yang berat dan berharap pikirannya kembali tersadar. Ada sebuah bayangan
p-kedip, wajah di hadap
el
lebih lebar, lalu menarik mundur
elum tersadar sepenuhnya, mengikuti kemana arah Felix memandang.
kenapa aku b
apan juga. Dia berdiri dengan kedua lutut,
sekali lagi V
ruma
-a
un dari atas ranjang. Dia menoleh ke belakang dengan
sku? Aku ha
dak bisakah kamu tenang s
-orang bila
menyapu pandangan lalu menemukan tas dan man
ya sambil mendekap e
ntu, seketika bergeser saat tubuh Vivian menyerempetnya.
membuka pintu yang terkunci. Dia mencoba sekuat tenaga
u tidak akan mengi
noleh ke belakang dengan tatapan sinis. "S
dan kesal, sampai menendang pintu tersebut karena tidak kunjung terbuka. Mau sekera
gang pintu. Masih sambil menahan nafas beberapa detik, Vivian berbalik badan. Matanya
tau aku akan teriak!" tekan
h hujan. Kamu
i. Buka pintunya
raih tangan Vivian yang justru lang
menyen
agi, dan mengacungkan jari telunj
Aku buka pintunya. Biarka
ak p
pada lubangnya dengan tepat. Dia menatap dengan kepala menurun pada
ar
ngan mengepal lalu detik berikutnya mene
!" ucapny
yimpan sebuah makna yang entah apa maksudnya. Saat pintu terbuka, Felix bergeser untuk memberi
na. Aku ambil
H
k tinggal. Felix satu tempat kerja dengan Vivian yaitu di sebuah percetakan buku di seberang jalan. Tempat ini tidaklah jauh, karena mem
ada sekitar lima bela
s. Dia mendongak ke atas, menemukan hujan masih turun deng
berlari ke luar. Terlihat dia mengibaskan ram
dak apa, kan? Mobilku t
agar besi. Tidak tinggi memang, tapi mobil dan kendaraan lain h
erlari cepat memutari mobil, lalu ikut masuk. Vivian sempat melirik ke samping ketika Felox sudah duduk di jok kemudi. Pria it
begitu. Kamu bis
satu ujung bibirnya lalu mendecih. "Percaya diri
anyak Wanita mengantri
idak p
dan mulai melaju den
laknya sekarang, tap
unggung jok. Tentang apa yang membuatnya kacau seperti ini, sekarang kembali menghantuinya. Dia mengi
ngannya?" b
. Wanita yang dia tahu sangat galak dan ti
*