Mencari Cinta Sejati
nti
k
at minggu depan. Nunggu t
dahal aku sudah tidak sabar untuk pergi dari rumah. Segera aku balas untuk menanyakan kepasti
i
k?] tanyaku sedikit takut, tapi untung s
k
biar sekalian. Nant
i
ya tunggu kab
isa menjalani bulan Ramadhan di rumah bersama keluarga. Ku letakkan p
henti di depan rumah. Dan benar saja tidak lama kemudian terdengar uca
dengar asing. Padahal semalam yang mau keru
yang terdengar dari kamar, aku masih saja
ia Yeni temanku. Aku jadi penasaran sama suara cowok tadi dan
Gita ada di kamar," ujar Ibu menyuruh mereka untuk masuk. "N
Ku berikan senyum termanis pada Yeni dan Fia, tapi saat melihat seorang cowok yang sedari tadi melihat ke arahku
gan Gita, jangan mudah kau memberikan hatimu. Ingat dulu saat kamu dekat dengan Adi, dia juga sama kan hanya
ng pergi?" tanyaku ke Yeni karena mem
nyata juga mau ikut aku dan Yeni pergi. Kalau Fia pergi paling mau kencan sa
epan rumah dan tentunya itu Mas Agus. Setelah mengucapkan salam, Mas
ak bilang?" ucap Ibu saat me
ah merepotkan!" jawab Mas Ag
izin. Mau ngajak Git
ahutku cepat sebelum T
reka memberi izin untuk aku keluar rumah kalau tidak ada
etulan perusahaannya lagi ada lowongan mungkin saja me
tu, lho ber
Mas Agus saat Ibu kebingungan kar
Ya sudah, tapi nanti pulangnya jangan sore sore!" kata Ibu
g duduk di sebelah Fia dengan tatapan yang sangat tajam. Tyo sangat tidak s
erkas untuk melamar kerja. Dan kami sekarang siap untuk pergi. T
onceng sama Tyo ya..." ucap Yeni
kamu?" tanyaku merasa tak e
tor habis turun mesin jadi tidak boleh buat boncengan
ot aku melangkah ke arah Tyo, dan ternyata dia sudah menyiapk
uman manis yang ia beri ser
Aku duduk tanpa berpegangan,sedang tasku taruh di tengah-tengah antara aku dan dia. Bukan t
ng ojek!" kata Tyo saat motor yang
pi aku nggak terbiasa?" kataku sambil menunduk,
ihat dari kaca spion. "Sini! jangan jauh-jauh!" katanya lagi sambil men
ku dan mengusapnya dengan lembut. Satu jam perjalanan akhirnya kami sampai, sebuah tempat
ami sampai Yeni dan cowok itu pergi entah kemana, tinggal aku, Tyo, Fia dan Mas Agus. Kami berempat b
ikan Fia dan Mas Agus yang berjalan dibelakang kami. Tyo masih tetap menggenggam erat tan
celetuk Fia saat kita be
jawab Tyo yang masih setia
ya cowok juga. Sekarang kan aku nggak khawat
rah mereka lagi-lagi Mas Agus melihat kearah ku, bahkan di